SEMARANG, KOMPAS.com - Hasil tangkapan nelayan Tambakrejo, Kota Semarang, Jawa Tengah, menyusut 10 kali lipat jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Salah satu penyebabnya diduga karena adanya sampah plastik yang membuat ekosistem ikan di muara Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) dan laut Kota Semarang tercemar.
Salah satu nelayan Tambakrejo, Ahmad Marzuki, mengatakan, beberapa tahun yang lalu dalam satu hari bisa mendapat tangakapan 10 kilogram.
"Sekarang 1 kilogram saja sudah susah," kata Ahmad saat ditemui di rumahnya, Kamis (7/4/2022).
Baca juga: Hari Nelayan Nasional, Warga Tambakrejo Semarang Kibarkan Bendera di Sungai
Ahmad menuturkan, menyusutnya volume ikan disebabkan karena karena kerusakan lingkungan khususnya di pesisi Kota Semarang.
"Kami hanya bisa bertahan dengan cara kecil-kecilan seperti membersihkan laut dan muara sungai," kata dia.
Seingatnya, tahun 2005 yang lalu dia masih bisa mendapatkan 20 kilogram kepiting dalam sehari. Saat ini, kepiting menurutnya sangat susah dicari.
"Paling sekarang dapat 4 ekor saja sudah untung," kata dia.
Sementara, untuk volume jumlah ikan dan udang di laut juga berkurang secara drastis.
Hal itu disebabkan oleh limbah perumahan yang didominasi oleh sampah plastik.
"Sampah-sampah itu pasti berdampak ke ekosistem ikan," ujar dia.
Selain soal sampah, permasalahan lain yang mempengaruhi jumlah biota laut di laut Kota Semarang adalah alat penangkapan yang tak ramah lingkungan.