BANGKA, KOMPAS.com - Tradisi Ceng Beng atau ziarah kubur bagi warga etnis Tionghoa kembali digelar setelah sebelumnya sempat dibatasi karena pandemi Covid-19.
Salah satunya yang menjadi pusat ritual yakni pekuburam Sentosa di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.
Pekuburan yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda itu diyakini sebagai salah satu pekuburan terbesar di Indonesia.
Baca juga: Mengenal Tradisi Ceng Beng Warga Tionghoa Semarang
Salah satu pengurus rumah duka bakti sosial pekuburan Sentosa bernama Aho mengatakan, ceng beng tahun ini memang tidak seramai tahun-tahun sebelumnya.
Karena sebagian warga masih berupaya menahan diri untuk tidak bepergian jauh. Di sisi lain, banyak warga yang merantau ke luar Bangka Belitung dan tidak bisa pulang untuk melakukan ceng beng.
"Ini hari terakhir sejak dimulai pada 21 Maret 2022. Kebanyakan datang pagi hari untuk ziarah dan berdoa," kata Aho kepada Kompas.com, Selasa (5/4/2022).
Aho menuturkan, ceng beng merupakan tradisi turun temurun yang tetap lestari hingga saat ini. Tradisi ini melekat pada etnis Tionghoa dengan berbagai latarbelakang agama.
"Ini kan tujuannya ziarah ya, sekaligus momen berkumpul bersama anggota keluarga," ujar Aho.
Saat ini mereka yang dimakamkan di pekuburan Sentosa ada yang beragama Kristen. Kemudian ada juga yang beragama Konghucu dan Budha.
Perbedaannya yang cukup mencolok, kata Aho, yakni dari sesajen yang dibawa.
"Bagi (pemeluk) agama Kristen, biasanya cuma bawa kembang. Tapi bagi Konghucu ada yang bawa buah dan daging ayam. Itu digunakan saat ritual sembahyang," ujar Aho.
Baca juga: Ceng Beng, Tradisi Ziarah Kubur dan Reuni Warga Tionghoa
Ceng beng merupakan tradisi tahunan yang diikuti masyarakat Tionghoa selain Imlek dan Cap Go Meh.
Sejarah ceng beng di Bangka diyakini berbanding lurus dengan awal mula kedatangan pekerja Tionghoa untuk menambang timah.
Mereka tiba di Bangka dengan membawa teknologi penambangan dan dipekerjakan sejak zaman kesultanan Palembang.
Kemudian berlanjut hingga penguasaan Bangka oleh Inggris dan Belanda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.