Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Saatnya Menghargai Nelayan

Kompas.com - 05/04/2022, 10:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETIAP saat mengantar istri belanja di los ikan di pasar dekat apartemen, saya selalu mencari scallop, sejenis kerang yang berdaging tebal. Pasalnya masakan scallop buatan istri saya itu sungguh lezat.

Kami biasa pergi ke department store pada malam hari menjelang toko tutup untuk mendapatkan harga diskon, sebab harga awalnya cukup mahal untuk dompet mahasiswa.

Jika tidak ada scallop, maka gurita, udang atau ikan menjadi pilihan kami karena harganya yang relatif terjangkau.

Orang Jepang cukup beruntung bisa menikmati berbagai jenis ikan/hewan laut. Mereka terkenal kreatif memasak ikan/hewan laut tersebut. Tempura udang adalah salah satu yang populer hingga di sini.

Namun, ada banyak masakan Jepang berbasis ikan yang tidak begitu dikenal, walaupun bahannya tersedia dan harganya pun murah. Contohnya belut (unagi) panggang dan semur ikan.

Baca juga: Wirausaha Sosial

Kita belum sekreatif bangsa Jepang dalam hal mengolah ikan, sumber protein dan mineral yang diperlukan tubuh.

Mungkin ini juga yang menyebabkan konsumsi ikan penduduk Indonesia relatif rendah, hanya 57 kg/kapita, lebih rendah dari Malaysia (70 kg/kapita), Singapura (80 kg/kapita) atau Jepang (140 kg/kapita).

Setelah pulang ke Indonesia, keinginan untuk menikmati scallop harus dibuang jauh-jauh karena harganya lebih tidak terjangkau lagi. Kami harus puas dengan ikan yang lebih murah seperti lele, bawal, mujair, dsb.

Masakan yang dulu menjadi kegemaran, sekarang menjadi angan-angan saja. Frekuensi menyantap ikan menjadi jarang, karena harga daging ayam lebih murah.

Hanya saat bepergian ke daerah, khususnya di wilayah timur Indonesia, menikmati hidangan laut adalah agenda yang tidak boleh ditinggalkan.

Namun di balik kenikmatan hidangan laut itu, nasib para nelayan yang menjadi mata rantai penting dalam perjalanan ikan dari laut hingga ke meja makan kita sungguh kurang beruntung.

Mereka, khususnya para nelayan kecil, sering didera masalah yang berganti-ganti, sehingga menyebabkan mereka umumnya kurang sejahtera.

Kapal ikan yang mereka miliki umumnya berukuran kecil, berbobot mati 3-5 gross ton (GT).

Melihat deretan kapal-kapal kecil itu saya sempat membatin, teknologi perkapalan kita seperti berjalan di tempat.

Padahal nenek moyang kita mampu membuat perahu phinisi, yang digunakan untuk mengarungi samudera Hindia hingga ke Madagaskar.

Kapal-kapal nelayan kita umumnya tidak mampu menampung ikan yang cukup banyak untuk memberikan penghasilan yang layak kepada keluarganya.

Baca juga: Finlandia Paling Bahagia, Indonesia Paling Dermawan

Mengatasi hal ini pemerintah pernah memberikan bantuan berupa kapal 30 GT untuk seribuan nelayan kecil.

Namun program ini tidak berlanjut karena spesifikasi kapal tidak sesuai dengan kebutuhan nelayan, sehingga tidak sepenuhnya temanfaatkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Regional
Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Regional
Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Regional
Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Regional
Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Regional
Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Regional
Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Regional
Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang, Abu Vulkanik Gunung Ruang Ganggu Penerbangan

Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang, Abu Vulkanik Gunung Ruang Ganggu Penerbangan

Regional
Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Regional
Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Regional
Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Regional
Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Regional
Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Regional
Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Regional
Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com