Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Pucangsawit Era Jokowi di Solo Sepi Pembeli dan Banyak Pedagang yang Pindah, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 04/04/2022, 11:12 WIB
Labib Zamani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Pasar Pucangsawit di Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, kian memprihatinkan.

Pasar tradisional yang diresmikan era pemerintahan Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) pada 2011 sepi pembeli maupun pedagang.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Senin (4/4/2022) hanya ada beberapa pedagang yang membuka kios mereka. Terutama, pedagang yang memiliki kios bagian depan.

Sementara, kios bagian dalam dan lantai atas terlihat kosong. Kios itu dibirkan kosong oleh pemiliknya.

Baca juga: Takmir Masjid Darussalam Solo Kembali Bagikan 1.300 Porsi Bubur Samin Banjar Selama Ramadhan

Banyak pedagang yang meninggalkan kios mereka dan memilih pindah ke yang pasar tradisional yang lebih ramai.

Begitu juga dengan pembeli. Mereka memilih membeli kebutuhan pokok ke pasar terdekat, seperti Pasar Ledoksari dan Pasar Tanggul.

Salah seorang agen elpiji yang masih bertahan di Pasar Pucangsawit, Eko Budiyani (60) menceritakan, sepinya pembeli maupun pedagang yang berjualan di pasar sudah berlangsung lama.

"Sepinya pasar ini sudah lama sekali. Setelah diresmikan, banyak pedagang yang pindah karena sepi pembeli," kata Eko, saat ditemui di Pasar Pucangsawit, Jebres, Solo, pada Senin.

Eko mengaku, awalnya berjualan sembako di Pasar Pucangsawit. Karena sepinya pembeli membuat usahanya gulung tikar.

Ia kemudian berganti berjualan kebutuhan rumah tangga. Lagi-lagi usahanya gulung tikar.

Akhirnya, Eko mampu bertahan di Pasar Pucangsawit hingga sekarang dengan berjualan elpiji.

"Sebenarnya aku capek jualan sepi. Aku bertahannya karena suami punya kios di Pasar Ledoksari. Kalau tidak punya sampingan di sana, ya mungkin sama yang lain (pindah)," ungkap dia.

Menurut dia, berbagai upaya telah dilakukan untuk meramaikan Pasar Pucangsawit.

Tetapi, belum berhasil. Kondisi pasar tetap saja sepi pembeli.

"Tidak kurang-kurang upaya meramaikan pasar. Sudah diruwat (membuang sial), terus berbagai acara digelar di sini, tapi belum berhasil membuat pasar kembali ramai," terang dia.

Dia menilai, sepinya pembeli dan banyak pedagang yang berpindah ke pasar lain karena lokasinya yang berada di ujung timur Solo.

"Dulu awal-awal atas bawah itu penuh pedagang. Sekarang yang aktif berjualan tinggal sedikit ditambah dengan adanya corona," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Regional
Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan 'Buy The Service' ke Pemprov Riau

Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan "Buy The Service" ke Pemprov Riau

Regional
Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Regional
Kades di Magelang Jadi Tersangka Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Rugikan Negara Rp 924 Juta

Kades di Magelang Jadi Tersangka Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Rugikan Negara Rp 924 Juta

Regional
Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Regional
Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Regional
Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot 'Brong' dan Balap Liar

Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot "Brong" dan Balap Liar

Regional
Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Regional
Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Regional
Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Regional
Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Regional
Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Regional
Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Regional
Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Regional
Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com