Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Lembata Minta Kades Fokus Tangani Masalah Kelaparan, Ini Tujuannya

Kompas.com - 26/03/2022, 23:04 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

LEWOLEBA, KOMPAS.com - Bupati Lembata Thomas Ola Langoday meminta para kepala desa fokus mengatasi masalah kelaparan di desa masing-masing.

Permintaan tersebut disampaikan Bupati Thomas saat membuka kegiatan bimbingan teknis penyusunan RPJM Desa di Aula Ankara Lewoleba, Kabupaten Lembata, Sabtu (26/3/2022).

Baca juga: Soal Larangan Buka Puasa Bersama, Bupati Lembata: Kalau Informasinya Tertulis, Kami Akan Pelajari

"Kita boleh omong tentang Covid 19, malaria, HIV/AIDS, tapi kelaparan ada di depan mata kita. Anak-anak yang menderita stunting ada di depan mata kita," ujar Bupati Lembata.

Saat ini, sebut dia, 36 persen masyarakat Lembata masih miskin dan 22,5 persen anak-anak balita stunting.

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah desa harus fokus mengatasi persoalan kelaparan di desa.

"Saya minta kita fokus ke sana (masalah kelaparan). Tidak boleh ada kelaparan di desa," katanya.

36 Persen Warga Masih Miskin

Ia berujar, 70 persen masyarakat Lembata adalah petani. Artinya, 36 persen warga yang miskin di kabupaten itu, yakni para petani di desa.

Untuk itu, ia meminta Dinas Pertanian Kabupaten Lembata untuk mendampingi para petani di desa.

Sebab, ekosistem usaha pertanian harus dibangun agar bisa berkelanjutan. Petani tidak boleh dibiarkan bergerak sendiri.

la berujar, pertumbuhan ekonomi berkeseimbangan dan berkelanjutan harus menjadi target ke depan.

"Jangan bernafsu mencapai pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya. Itu namanya pertumbuhan ekonomi eksklusif," ujarnya.

Mengejar pertumbuhan ekonomi eksklusif, lanjut Thomas, hanya dinikmati orang-orang bermodal besar atau para investor.

"Mereka (pemodal) jumlahnya berapa. Di Lembata tidak sampai 10 orang. Sementara yang menderita adalah 137.422 orang yang hidup di desa-desa, pungkasnya.

Sebelumnya, berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, 15 kabupaten di NTT berkategori merah dalam kasus stunting.

Baca juga: Soal Stok Minyak Goreng, Pemkab Lembata: Masih Aman untuk 3 Minggu

Penyematan status merah tersebut yakni wilayah yang prevalensi stuntingnya masih di atas 30 persen.

Belasan kabupaten tersebut adalah Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Alor, Sumba Barat Daya, Manggarai Timur, Kabupaten Kupang, Rote Ndao, Belu, Manggarai Barat, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sabu Raijua, Manggarai, Lembata, dan Malaka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com