KOMPAS.com - Berdasar catatan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) RI, sejumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terjadi karena sejumlah faktor, salah satunya masalah ekonomi.
“Kebanyakan kasus KDRT terjadi karena faktor ekonomi. Apalagi di masa pandemi ini tren kasus dan angka laporan KDRT meningkat drastis," ujar vAsisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan KemenPPPA, Valentina Gintings, dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/2/2022).
Baca juga: Pemicu Aksi Massa Jadi Agresif, Ahli: Emosi Itu Sifatnya Menular
Impitan ekonomi dan beban hidup membuat emosi seseorang labil. Kondisi ini, menurut Syarkoni, M. Psi., Psikolog Klinis RSUD. Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan, berpotensi memicu perilaku kekerasan seseorang.
"Stres yang berkepanjangan bisa memengaruhi kondisi emosi seseorang menjadi labil apabila tidak didukung oleh kemampuan kognitive atau kemampuan berpikir untuk menerima, mencari solusi untuk mengatasinya," katanya kepada Kompas.com, Sabtu (19/3/2022).
Baca juga: Seolah Semua Masalah Hidup Selesai dengan Uang
Bagaimana cara menghadapi seseorang dalam kondisi tersebut? Menurut Syarkoni, hal yang bijak untuk dilakukan adalah menjaga jarak aman.
Apabila seseorang tersebut membawa senjata tajam atau benda membahayakan lainnya segera menjauh dan menghubungi aparat kepolisian.