BANDA ACEH, KOMPAS.com - Setelah dirawat dua hari dengan kondisi kritis, seorang korban ledakan sumur minyak tradisional di Aceh Timur, meninggal dunia, Selasa (15/3/2022) pagi.
Sehingga jumlah korban meninggal menjadi dua orang.
Korban meninggal dunia pada Selasa pagi, bernama Junaidi (31), warga Desa Blangbaroem, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur.
Korban meninggal dunia saat menjalani perawatan di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.
Baca juga: Ledakan Sumur Minyak Ilegal di Aceh Timur Berasal dari Sumur Baru yang Dibor Masyarakat
Kepala Bagian /KSM Anastesi dan Terapi Insentif, dr Kulsum M.Ked (An), S.p.An, KNA, menyebutkan almarhum Junaidi sudah menjalani operasi pertama di RSUZA Banda Aceh.
“ Tapi pasca operasi kondisinya memburuk, dengan kondisi luka bakar 75 persen sehingga tidak mampu bertahan,” jelas Kulsum, Selasa (15/3/2022).
Satu korban luka bakar lainnya masih menjalani perawatan intensif, yakni Baihaqi (35). Kondisi Baihaqi sendiri, sebut Kulsum, tak jauh beda dengan Jauhari, bahkan luka bakarnya mencapai 85 persen.
“Tapi keadaan pasien masih stabil, dan sudah menjalani perawatan ganti perban untuk yang keempat kalinya, untuk perawatan kulit yang terbakar,” ujar Kulsum.
Baca juga: Satu Korban Ledakan Sumur Minyak di Aceh Timur Meninggal, 2 Lainnya Kritis
Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebutkan kebakaran satu sumur minyak di Gampong Mata Ie, Kecamatan Rantau Peureulak, terjadi pada Jumat tengah malam (11/2/2022).
Api awalnya kecil, kemudian terus membesar dan menyemburkan gas, sehingga menimbulkan ledakan.
Api baru bisa dipadamkan pada pukul 03.00 WIB dini hari. Polisi sudah memeriksa sejumlah saksi guna mengentahui penyebab ledakan sumur minyak rakyat tersebut.
.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.