Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beli Minyak Goreng di Palembang Mirip Pemilu, Warga Harus Celupkan Jari ke Tinta

Kompas.com - 09/03/2022, 18:34 WIB
Aji YK Putra,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Operasi pasar untuk minyak goreng masih tetap berlangsung di sejumlah tempat di Palembang, Sumatera Selatan agar mengurangi terjadinya kelangkaan.

Bahkan, terdapat kebijakan baru untuk pembeli.

Adapun warga harus menyertakan kartu identitas mulai dari Kartu Keluarga (KK) hingga Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Baca juga: Masih Langka, Palembang Tambah Stok 22 Ton Minyak Goreng

Tak hanya itu, pembeli pun harus menyelupkan salah satu jari tangan mereka ke dalam tinta berwarna biru layaknya saat pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu).

Hal tersebut terlihat dalam operasi pasar di Kantor Kelurahan Srijaya, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (9/3/2022).

Ratusan warga sedari pagi tampak antre di halaman kantor kelurahan untuk membeli paket sembako berupa 5 kilogram beras dan dua liter minyak goreng dengan harga Rp 75.000.

Baca juga: Meski Pemkot Palembang Sudah Gencar Operasi Pasar, Warga Masih Kesulitan Cari Minyak Goreng

Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda mengatakan, penerapan celup tinta untuk membeli minyak goreng ini sebagai salah satu upaya mengantisipasi terjadinya penimbunan.

Menurut Fitrianti, pratik membeli minyak goreng secara berulang oleh oknum warga dapat berdampak buruk, sehingga terjadi kelangkaan.

"Kami mengantisipasi agar tidak ada yang sudah membeli minyak di operasi pasar sebelumnya bisa membeli lagi. Aktivitas itu sudah tergolong penimbunan," kata Fitrianti.

Meski demikian, Fitrianti mengaku persetanse pembelian berulang tersebut hanya 10 persen.

Namun, mereka pun masih tetap melakukan upaya, salah satunya dengan menunjukkan fotokopi KK ataupun KTP serta celup tinta di jari.

"Prosedur celup tinta harus ditempuh untuk mengurangi risiko penyelewengan dalam distribusi minyak goreng. Kami sudah melakukan operasi pasar sejak akhir Februari. Hanya saja, untuk celup tinta baru dilaksanakan sekarang," ujarnya.

Warga mengantre membeli minyak goreng dan paket sembako di Kantor Kelurahan Srijaya, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (9/3/2022).KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA Warga mengantre membeli minyak goreng dan paket sembako di Kantor Kelurahan Srijaya, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (9/3/2022).

Operasi pasar untuk minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya itu, menurut Fitri akan tetap berlangsung sampai dengan mendekati bulan Ramadhan.

Sebab, harga kebutuhan pokok biasanya akan mengalami lonjakan menjelang hari raya Idul FItri.

"Sebenarnya pasokan minyak goreng di Palembang sudah mencukupi. Data yang diperoleh, kebutuhan minyak goreng warga Palembang pada September 2021 hanya sekitar 600.000 liter per bulan. Namun per bulan Februari lalu, jumlahnya mencapai 1 juta liter," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Perusahaan Daerah (PD) Pasar Palembang Jaya, Abdul Rizal menjelaskan, kelangkaan minyak goreng tersebut dikarenakan distribusi yang bermasalah.

"Terkadang, agen di pasar tidak menerima barang dari produsen. Kalaupun ada jumlahnya terbatas. "Untuk sekarang, yang lebih mudah ditemui adalah minyak curah. Namun tidak semua pelanggan yang mau membelinya," jelas Abdul.

Selain itu, mereka pun akan terus berkomitmen melihat aktivitas perdagangan di seluruh pasar agar tidak terjadi penimbunan minyak goreng.

"Jika ditemukan adanya penyelewengan akan segera dilaporkan ke pihak berwenang," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com