KOMPAS.com - Kepala Suku Besar Kabupaten Puncak Abelom Kogoya menolak kehadiran kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayahnya.
Pernyataan itu dikeluarkan Abelom usai pemakaman Beby Tabuni, salah satu dari delapan korban tewas penyerangan KKB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.
Beby telah dimakamkan di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Selasa (8/3/2022).
Pemakaman itu berlangsung khidmat dan diikuti seluruh komponen masyarakat di Kabupaten Puncak.
Sebagai kepala suku besar yang membawahi seluruh suku di Kabupaten Puncak, Abelom tak ingin konflik bersenjata kembali pecah di wilayahnya.
Baca juga: Usai Penembakan 8 Pekerja PTT, Kepala Suku Puncak: Saya Menolak Kehadiran KKB
Ia tak ingin ada lagi korban jiwa akibat konflik bersenjata.
"Saya tidak mau lagi mereka datang tembak-tembak tempat saya, kalau mereka berbuat lagi saya minta aparat keamanan langsung amankan mereka dan diproses," kata Abelom lewat keterangan tertulis, Selasa.
Abelom ingin pembangunan di wilayahnya bisa terlaksana dengan baik. Sehingga, kesejahteraan masyarakat bisa ditingkatkan.
Bagi Abelom, KKB bukan masyarakat Papua karena tega membunuh sesama. Mereka juga terus menebar ketakutan bagi masyarakat di Papua.
"Kalau dianggap saudara tidak mungkin anak ini Beby Tabuni mereka bunuh, mereka cuma buat hancur kota ini, mereka bakar, mereka membunuh," kata Abelon.