KOMPAS.com - Selain tradisi yang beragam, masyarakat Aceh khususnya Suku Gayo juga punya ajang pesta rakyat dalam bentuk pacuan kuda.
Ajang tersebut dikenal dengan nama Pacuan Kuda Tradisional Gayo yang digelar dua kali dalam satu tahun.
Pacuan kuda digelar setiap bulan Februari untuk memperingati HUT Kota Takengon dan bulan September dalam rangka HUT RI.
Pacuan kuda ini merupakan tradisi yang cukup lama dikenal masyarakat Gayo, yaitu sebelum masa kolonial Belanda.
Pacuan Kuda Tradisional Gayo merupakan pesta rakyat yang dikenal masyarakat Suku Gayo.
Gayo merupakan suku bangsa yang mendiami Dataran Tinggi Gayo di Kabupaten Aceh Tengah yang beribu kota Takengon.
Kabupaten Aceh Tengah ini dikenal dengan berbagai sebutan, mulai dari Negeri di Atas Awan, Dataran Tinggi Tanoh Gayo, hingga Negeri Antara.
Di Takengon inilah pesta rakyat berupa Pacuan Kuda Tradisional Gayo diselenggarakan.
Saat pacuan kuda berlangsung, masyarakat Suku Gayo akan turun dan membanjiri Kota Takengon.
Dalam catatan sejarah, pacuan kuda sebagai pesta rakyat Gayo ini sudah ada sebelum penjajahan Belanda.
Secara tradisi, pacuan kuda itu digelar sesudah musim panen padi di persawahan Gayo.
Sehingga, pacuan kuda ini juga menjadi hiburan dan pelepas penat para petani setelah berhasil panen.
Pada masa lalu, musim panen di Gayo berlangsung pada bulan Agustus.
Hal itu juga membuat pacuan kuda diselenggarakan pada bulan Agustus.
Dalam keterangan lain disebutkan pacuan kuda ini bermula dari keisengan pemuda di kampung Gayo.