ENDE, KOMPAS.com - Hendrikus Uli (51), warga Kelurahan Paupire, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende, NTT, tiga tahun mengalami kebutaan.
Satiap hari Hendrikus hanya menghabiskan waktu di sebuah kamar indekos, yang berada di Jalan Baru, kota Ende.
"Kami tinggal di kos. Kadang hari-hari tertentu, suami saya hanya sendiri di kos," ujar Monika (48), istri Hendrikus saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/3/2022) malam.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 7 Maret 2022
Monika mengaku, terkadang ia sudah tidak sanggup lagi menghadapi situasi yang mereka alami.
Sebab, selain merawat Hendrikus, ia juga harus bekerja untuk menafkahi hidup keduanya.
Sehari-hari, Monika mengatakan, dirinya menyusuri kota Ende untuk berjualan sayur. Namun, hasil yang didapat hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Sangat tidak bisa diandalkan untuk bisa ditabung. Kadang saya putus asa. Apalagi kalau sayurnya tidak laku," ungkapnya.
Baca juga: Siswa di Pedalaman Ende Minta Jembatan ke Jokowi, Wakil Bupati: Saya Segera ke Lokasi
Monika mengatakan, ia tidak pernah menyangka bahwa peristiwa tiga tahun silam itu membuat suaminya menderita hingga saat ini.
Awalnya tutur Monika, Hendrikus hanya mengeluh sakit di bagian mata.
Namun, belakangan kondisi Hendrikus kian parah hingga tidak bisa melihat.
"Kami pikir hanya sakit biasa. Namun, kenyataannya buta sampai saat ini," ujarnya.
Baca juga: Kasus DBD di NTT Meningkat, 2 Kabupaten Berstatus KLB