KOMPAS.com - Seba merupakan upacara tradisional yang biasa dilakukan oleh Masyarakat Suku Baduy.
Tradisi Seba biasanya dilakukan dalam rangka menyampaikan rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah dalam satu tahun.
Upacara ini rutin dilaksanakan setiap tahun yang di dalamnya ada prosesi silaturahmi antara masyarakat Suku Baduy dengan pemerintah setempat.
Tradisi Seba dilakukan di dua tempat, yaitu Pendopo Kabupaten Lebak dan di Kota Serang sebagai pusat Provinsi Banten.
Seba adalah kata dalam bahasa Baduy yang artinya persembahan.
Dalam konteks Upacara Seba, masyarakat Baduy atau Urang Kanekes akan mempersembahkan hasil panen kepada pemerintah.
Berdasarkan sejarahnya, Seba sudah dilakukan oleh masyarakat Baduy dalam kurun waktu yang lama.
Konon, upacara Seba ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam, tepatnya pada masa kejayaan Kesultanan Banten.
Tradisi Seba ini juga menjadi wujud kesetiaan dan ketaatan Suku Baduy kepada pemerintah.
Pemerintah yang dimaksud dalam hal ini adalah Pemerintah Kabupaten Lebak dan Pemerintah Provinsi Banten.
Upacara Seba dapat diartikan sebagai kunjungan resmi masyarakat Baduy setelah musim panen.
Seba didahului oleh upacaa Kawalu, yaitu ungkapan terima kasih kepada Tuhan atas keberhasilan panen.
Secara umum, Seba memiliki tujuan berupa harapan keselamatan dan ungkapan rasa syukur.
Adapun tujuan upacara Seba secara khusus antara lain membawa amanat pu’un atau ketua adat, memberikan laporan, menyampaikan harapan, dan menyerahkan hasil bumi.