SOLO, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah menerapkan pembayaran non-tunai di 12 pasar tradisional.
Dengan pembayaran non tunai pembeli tidak perlu repot membawa uang tunai ke pasar. Begitu juga pedangang tidak perlu mencari uang kembalian.
Kepala Dinas Perdagangan Solo, Heru Sunardi mengatakan, pembayaran non tunai bisa dilakukan dengan menggunakan Qris.
Baca juga: Polisi Sebut Pelaku Klitih di Solo Sering Konsumsi Pil Koplo
Menurut dia, QRIS dapat menerima pembayaran aplikasi pembayaran apa pun yang menggunakan QR Code, jadi masyarakat tidak perlu memiliki berbagai macam aplikasi pembayaran.
"Pembayarannya bisa menggunakan linkaja, Ovo, Gopay, Qris dan mobile banking berbagai perbankan juga bisa," kata Heru dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (23/2/2022).
Heru menyebut 12 pasar tradisional yang sudah menerapkan pembayaran non tunai antara lain, Pasar Jongke, Pasar Kadipolo, Pasar Harjodaksino, Pasar Gading, Pasar Kliwon, Pasar Jebres, Pasar Rejosari, Pasar Gede, Pasar Singosaren, Pasar Klewer, Pasar Nusukan dan Pasar Purwosari.
Baca juga: Mengenal Besuk Kiamat Kota Solo, Layanan Pembuatan Akta Kematian dalam Hitungan Jam
Penerapan pembayaran non tunai telah dimulai sejak sebelum pandemi Covid-19. Selama ini, kata Heru, respons masyarakat terhadap program layanan ini antusias.
"Khusus masyarakat yang milenial dan masyarakat yang membiasakan non tunai itu responnya sudah bagus. Dan kita perlu mengedukasi karena sesuatu yang baru," kata dia.
"Termasuk juga pedagangannya. Pedagangan yang IT-nya mampu, menguasai juga lebih senang tidak ada waktu mengembalikan uang, lebih praktis dan simpel," tambah Heru.
Baca juga: Kapasitas Rumah Makan yang Buka Sore di Solo Dibatasi 25 Persen, Ada Tim Pengawas
Penerapan pembayaran non tunai pasar tradisional untuk mendukung Solo sebagai kota smart city, memudahkan transaksi, dan menghindari peredaran uang palsu.
"Nanti cukup dengan angka. Uang semuanya terdokumen didata base perbankan. Nanti semua pasar didorong di 2022 semuanya ke pembayaran non tunai," ungkapnya.