KOMPAS.com - Kabupaten Brebes terletak di bagian utara paling barat Provinsi Jawa Tengah.
Ibu kota Kebupaten Brebes terletak di bagian timur laut wilayah kabupaten. Kota Brebes bersebelahan dengan Kota Tegal, sehingga dapat dikatakan kedua kota ini "menyatu"
Kabupaten Brebes memiliki luas 1663,39 km2. Luas wilayah tersebut dengan jarak terjauh utara-selatan 87 km, barat-timur 50 km, dan memiliki garis pantai sepanjang 65,48 km dengan batas wilayah laut 12 mil laut.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Brebes berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat. Adapun, batasan-batasan Kabupaten Brebes adalah sebagai berikut:
Sebelah utara : Laut Jawa
Sebelah timur : Kabupaten Tegal dan Kota Tegal
Sebelah selatan : Wilayah Banyumas
Sebelah barat : Wilayah Cirebon (Jawa Barat)
Mayoritas penduduk Brebes menggunakan bahasa Jawa yang mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain, yang biasa disebut sebagai Bahasa Jawa Brebes.
Baca juga: Vaksinasi Baru Jalan 0,13 Persen, Kabupaten Brebes Diminta Kejar Target
Di sisi lain, ada sebagian penduduk yang bertutur dengan bahasa Sunda dan banyak tempat yang dinamai dengan bahasa Sunda.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pada masa lalu wilayah ini merupakan bagian dari Sunda.
Wilayah-wilayah yang menggunakan bahasa Sunda meliputi Kecamatan Salem, Banjarharjo, Banjarkawung, dan sebagian beberapa desa di Kecamatan Losari, Tanjung Kersana, Ketanggungan, dan Larangan.
Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik yang saat ini disimpan di Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris, sejak tahun 1627, batas Kerajaan Sunda di sebelah timur adalah Ci Pamali (sekarang disebut sebagai Kali Brebes atau Kali Pamali yang melintasi pusat Kota Brebes) dan Ci Serayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.
Naskah kuno primer Bujangga Manik merupakan naskah yang menceritakan tentang perjalanan Prabu Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan Bali pada awal abad ke 16.
Sebagian orang memberikan julukan Brebes sebagai Kota Telur Asin, karena dikenal sebagai penghasil telur asin terbesar di Indonesia.
Ada beberapa pendapat tentang asal-usul mengenai nama Brebes yang diantaranya berasal dari kata "Bara" dan "Basah".
Kata "Bara" berarti hamparan tanah luas dan basah yang berarti banyak mengandung air. Kondisi lingkungan ini cocok dengan keadaan daerah "Brebes" yang merupakan dataran luas yang berair.
Baca juga: Gempa Guncang Kabupaten Brebes
Kata "bara" yang diucapkan "bere" sedangkan "basah" diucapkan "besah" makan sebagai kemudahan pengucapan muncul "Brebes"
Dalam bahasa Jawa perkataan Brebes atau mrebes berarti tansah metu bayune atau selalu keluar air.
Nama Brebes telah muncul sejak zaman Mataram. Kota ini berderet dengan kota-kota di tepi pantai yang lain, seperti Pekalongan, Pemalang, dan Tegal. Pada saat itu, Brebes merupakan bagian wilayah Kabupaten Tegal.
Brebes menjadi bagian Tegal pada saat Mataram berada di bawah pemerintahan Raja Amangkurat II. Sebelum menjadi raja, Amangkurat II bernama Mas Rahmat yang tidak lain merupakan putra dari Amangkurat I.
Amangkurat I dikenal sebagai raja yang banyak melakukan pemberontakan karena tabiat buruknya. Ia meninggal di Banyumas pada 1677 saat menuju pelariannya bersama putranya, Mas Rahmat, usai melakukan pemberontakan dengan Raden Trunajaya.
Amangkurat I berwasiat agar dimakamkan di dekat gurunya di Tegalarum, Tegal. Adipati Tegal Arya Martalaya menerima dengan baik keberadaan Mas Rahmat. Kemudian, Mas Rahmat diangkat menjadi Raja Mataram dengan gelar Amangkurat II.