PONTIANAK, KOMPAS.com - Sebanyak 44.322 ekor babi di Kalimantan Barat (Kalbar) dilaporkan mati karena terserang flu Afrika.
Penyakit itu setidaknya telah menyerang di 10 kabupaten dan kota di Kalbar dan saat ini, telah masuk gelombang ketiga.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Barat (Kalbar) M Munsif mengatakan, kasus pertama ditemukan pada September 2021, di Desa Datah Dian, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu.
Baca juga: 44.322 Ekor Babi di Kalbar Mati karena Terinfeksi Flu Afrika
Bermula dari sana, menyebar ke Kabupaten Sintang dan Kabupaten Melawi.
"Pada gelombang pertama tersebut, kasus kematian babi terjadi di 3 kabupaten sebanyak 460 ekor,” kata Munsif saat dihubungi, Jumat (18/2/2022).
Munsif menerangkan, pada Desember 2021, atau gelombang kedua, ditemukan kasus di Kabupaten Landak, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Kubu Raya dan Kota Singkawang.
"Pada gelombang kedua ini, total kematian 11.845 ekor babi," ucap Munsif.
Kemudian, lanjut Munsif, gelombang ketiga muncul pada 31 Desember 2022, dan sudah menyebar di 10 kabupaten dan kota di Kalbar, dengan total kematian 17.845 ekor babi.
"Pada 8 Februari 2022, total kematian telah mencapai 44321 ekor babi," ungkap Munsif.
Baca juga: Kata Mendag, Miliaran Babi di China Bikin Kedelai Impor RI Jadi Mahal
Munsif menerangkan, atas kejadian tersebut, tindakan yang dilakukan dalam upaya pengendalian adalah menginformasikan edaran gubernur ke bupati dan wali kota tentang kewaspadaan penyakit African swine fever (ASF).