Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Ambon, Ini 3 Daerah di Maluku yang Berstatus PPKM Level 3

Kompas.com - 15/02/2022, 19:19 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Andi Hartik

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Empat daerah di Provinsi Maluku kini menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3.

Keempat daerah itu yakni Kota Ambon, Maluku Tengah, Kepulauan Aru dan Kabupaten Maluku Barat Daya.

Pemberlakuan PPKM Level 3 di empat daerah di Provinsi Maluku itu menyusul adanya lonjakan kasus aktif Covid-19.

“Betul. Ada empat daerah yang naik ke PPKM Level 3, yakni Kota Ambon, Maluku Tengah, Aru dan MBD,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Maluku, dr Adonia Rerung kepada Kompas.com, Selasa (15/2/2022).

Baca juga: Wali Kota Ambon Sebut Mayoritas Warga Terpapar Covid-19 Belum Divaksin

Dia mengatakan, naiknya status PPKM di empat daerah tersebut, dari level 2 menjadi level 3, disebabkan karena banyaknya kasus aktif Covid-19. Selain itu, tingkat kematian pasien juga menjadi salah satu indikator kenaikan status PPKM di empat daerah itu.

“Itu karena lonjakann kasusnya naik terus dan juga positivity rate, tingkat kematian dan kesembuhan itu yang menjadi indikatornya sehingga status PPKM berubah,” katanya.

Doni yang merupakan ahli paru ini mengatakan, melonjaknya kasus Covid-19 di empat daerah tersebut karena petugas medis sangat gencar melakukan tracing dan testing di tengah masyarakat. Menurutnya, dengan gencar melakukan tracing dan testing, potensi penyebaran virus dapat dicegah dengan baik.

“Lonjakan kasus ini disebabkan karena skrining yang meningkat. Jadi memang pengetahuan mengatakan skrining deteksi dini jauh lebih baik supaya bisa melakukan pencegahan itu. Misalnya di Ambon dilakukan skrining lalu masyarakat bertanya, kok meningkat sekali kasusnya,” ungkapnya.

Baca juga: Ambon Naik PPKM Level 3, Izin Keramaian Kembali Dibatasi

Dia menambahkan dengan skrining yang semakin gencar dilakukan, petugas dapat mengetahui penyebaran virus dan melakukan antisipasi serta pencegahan sedini mungkin.

“Jadi kalau tren naik karena skrining nanti juga cepat turun kasusnya karena langsung isolasi, kalau tidak skiring mana ada yang tahu,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

Regional
Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Regional
Pangdam Kasuari Ingatkan Prajurit Kodam Tetap Waspada setelah Perubahan KKB Jadi OPM

Pangdam Kasuari Ingatkan Prajurit Kodam Tetap Waspada setelah Perubahan KKB Jadi OPM

Regional
Mentan Puji Merauke sebagai Surganya Pertanian

Mentan Puji Merauke sebagai Surganya Pertanian

Regional
Mantan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo Maju Lagi dalam Pilkada 2024

Mantan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo Maju Lagi dalam Pilkada 2024

Regional
50.000 Warga di Lebong Bengkulu Terendam Banjir, 2 Kecamatan Terisolasi

50.000 Warga di Lebong Bengkulu Terendam Banjir, 2 Kecamatan Terisolasi

Regional
Misteri Pembunuhan Ibu dan Anaknya di Palembang, Ada Pisau Berlumurah Darah dan Sandal di TKP

Misteri Pembunuhan Ibu dan Anaknya di Palembang, Ada Pisau Berlumurah Darah dan Sandal di TKP

Regional
Bertemu Pembunuh Ibu dan Kakaknya, Bocah di Palembang Telepon Ayah Sambil Ketakutan

Bertemu Pembunuh Ibu dan Kakaknya, Bocah di Palembang Telepon Ayah Sambil Ketakutan

Regional
Anggota Polres Yahukimo Bripda OB Meninggal Dianiaya OTK

Anggota Polres Yahukimo Bripda OB Meninggal Dianiaya OTK

Regional
Mantan Ketua KONI Tersangka Korupsi Dana Hibah Ditahan Kejati Sumsel

Mantan Ketua KONI Tersangka Korupsi Dana Hibah Ditahan Kejati Sumsel

Regional
26 Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Luar Negeri dalam 4 Bulan

26 Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Luar Negeri dalam 4 Bulan

Regional
Perincian Sanksi untuk ASN di Semarang apabila Bolos di Hari Pertama Kerja Usai Lebaran 2024

Perincian Sanksi untuk ASN di Semarang apabila Bolos di Hari Pertama Kerja Usai Lebaran 2024

Regional
127 Perusahaan di Jateng Bermasalah soal THR, Paling Banyak Kota Semarang

127 Perusahaan di Jateng Bermasalah soal THR, Paling Banyak Kota Semarang

Regional
Kisah Jumadi, Mudik Jalan Kaki 4 Hari 4 Malam dari Jambi ke Lubuk Linggau karena Upah Kerja Tak Dibayar

Kisah Jumadi, Mudik Jalan Kaki 4 Hari 4 Malam dari Jambi ke Lubuk Linggau karena Upah Kerja Tak Dibayar

Regional
Gagalkan Aksi Pencurian hingga Terjungkal, Karyawan Alfamart di Semarang Naik Jabatan

Gagalkan Aksi Pencurian hingga Terjungkal, Karyawan Alfamart di Semarang Naik Jabatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com