Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami Trauma, Sejumlah Warga Desa Wadas Tidak Berani Pulang ke Rumah

Kompas.com - 12/02/2022, 22:39 WIB
Bayu Apriliano,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Sejumlah warga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mengalami trauma yang membuat mereka takut untuk pulang ke rumah pasca insiden penangkapan puluhan warga oleh aparat.

Hal itu disampaikan Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara saat mengunjungi Desa Wadas pada Sabtu (12/2/2022).

Ia mengatakan, setelah berdialog dengan warga setempat, baik pro dan kontra terhadap tambang quarry, diketahui sejumlahnya masih mengalami trauma dan belum berani pulang ke rumah setelah insiden penangkapan warga pada Selasa (8/2/2022).

Beberapa warga yang trauma tersebut juga belum diketahui keberadaannya dan hanya bisa dihubungi melalui sambungan telepon.

Baca juga: Kumpulkan Fakta Peristiwa Penangkapan Warga, Komnas HAM Turun ke Desa Wadas

"Masih ada trauma dan ketakutan masyarakat, sampai saat ini masih ada beberapa orang yang belum pulang ke rumah masing-masing, kondisinya ketika dikontak masih ketakutan," kata Beka kepada Kompas.com disela-sela kunjungannya.

Beka mengatakan, kondisi serupa juga pernah terjadi sebelumnya, yaitu pada April 2021 yang menyebabkan bentang relasi sosial warga Wadas dan aparat melebar.

Meski demikian, kondisi di Desa Wadas saat ini sudah mulai kondusif, beberapa warga sudah mulai melakukan aktivitas kesehariannya.

Baca juga: Alasan Desa Wadas Jadi Lokasi Penambangan Batu Andesit untuk Proyek Bendungan Bener

"Kami mengecam tindakan represif aparat yang dilakukan pada saat pengukuran di lahan warga yang sudah setuju dan menyesalkan adanya penangkapan itu sikap Komnas," katanya.

Diketahui sebelumnya, sebanyak 64 warga Desa Wadas yang menolak tambang quarry, sedang melaksanakan mujahadah di halaman masjid setempat ditangkap aparat kepolisian.

Setelah mendapat kecaman dari berbagai kalangan, puluhan warga yang kontra tambang tersebut dibebaskan keesokan harinya.

Menurut Beka, berdasarkan laporan dan data Komnas HAM, konflik antar warga yang menolak dan setuju tambang quarry juga sudah masuk ke ranah perundungan terhadap anak.

Anak warga yang menolak dan yang setuju sudah saling merundung.

Ketika ini terjadi, maka metode pendidikan tidak bisa standar seperti umumnya.

Beka mengatakan, Pemprov Jateng harus mengerahkan sumber daya manusia di bidang pendidikan yang terbaik untuk warga Desa Wadas serta mendorong pemerintah daerah segera menyelesaikan konflik horizontal yang sedang terjadi di masyarakat.

"Pemerintah wajib turun menyelesaikan masalah pendidikan di Wadas. Tentunya juga termasuk kebutuhan dasar manusia seperti layanan kesehatan dan kebutuhan dasar manusia lainnya," ujarnya.

Beka berharap, jadi atau tidaknya penambangan di Desa Wadas, masyarakat dihimbau untuk membangun kembali persaudaraan antar warga.

"Persaudaraan kemudian relasi antar tetangga dan relasi sosial yang ada di Wadas juga harus segera dibangun bersama karena kemanusiaan diatas segalanya," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Katering Kirimkan 800 Porsi Buka Puasa Setiap Hari ke Masjid Sheikh Zayed Solo, Ternyata Diduga Korban Penipuan

Katering Kirimkan 800 Porsi Buka Puasa Setiap Hari ke Masjid Sheikh Zayed Solo, Ternyata Diduga Korban Penipuan

Regional
Hadiri Halalbihalal Pemprov Sumsel, Agus Fatoni: Silaturahmi Pererat Kesatuan dan Persatuan

Hadiri Halalbihalal Pemprov Sumsel, Agus Fatoni: Silaturahmi Pererat Kesatuan dan Persatuan

Regional
Ribuan Sampah Peraga Kampanye Menumpuk di Kantor Bawaslu Pangkalpinang

Ribuan Sampah Peraga Kampanye Menumpuk di Kantor Bawaslu Pangkalpinang

Regional
Polisi Tangkap Pria di Alor yang Bacok Temannya Usai Kabur 3 Hari

Polisi Tangkap Pria di Alor yang Bacok Temannya Usai Kabur 3 Hari

Regional
Seorang Pemuda di Rokan Hulu Bunuh Temannya gara-gara Buah Sawit

Seorang Pemuda di Rokan Hulu Bunuh Temannya gara-gara Buah Sawit

Regional
Dialog RI-China di Labuan Bajo NTT, Indonesia Usulkan Program Pelabuhan Karantina Kembar

Dialog RI-China di Labuan Bajo NTT, Indonesia Usulkan Program Pelabuhan Karantina Kembar

Regional
Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Regional
Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Regional
Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Kilas Daerah
BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

Regional
Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Regional
Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com