AMBON,KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menyatakan bahwa penyebaran kasus Covid-19 yang melonjak tajam di Kota Ambon, Provinsi Maluku dalam dua pekan terakhir merupakan jenis varian Omircon.
Hal ini diketahui setelah sejumlah sampel pasien yang dikirim ke Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Yogyakarta keluar hasilnya.
“Dari BTKLPP Provinsi Maluku dan Kadinkes Provinsi sudah share ke kami bahwa hasil pemeriksaan sampel yang dikirim ke BTKLPP Yogyakarta ternyata memang penularan di Kota Ambon adalah varian Omicron,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Rabu (9/2/2022).
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, 50 Persen ASN Pemkot Ambon Kembali WFH
Dia mengungkapkan, penyebaran varian Omicron di Kota Ambon memang sudah diprediksi sebelumnya, berkaca dari pola penularan yang sangat cepat.
“Kita lihat sendiri pergerakan begitu cepat, ciri-ciri dari Omicron memang seperti itu. Jumlahnya kasus naik berapa kali lipat dalam 2 minggu, dari 1 kasus menjadi 7 kasus, 100 kasus lebih, dan sekarang sudah 965 kasus. Kenaikannya bisa sampai 4 kali lipat,” katanya.
Wendy menjelaskan, kenaikan kasus Omicron diperkirakan para ahli epidemiologi akan mencapai puncaknya pada akhir Februari hingga awal Maret 2022
“Oleh karena itu, kita harus prepared, sebanyak mungkin kita tracing sehingga pasien yang tidak memerlukan perawatan rumah sakit, bisa cepat diisolasi sehingga RS tidak penuh dan tidak kolaps untuk tenaga kesehatan sendiri,” bebernya.
Baca juga: Tercatat 934 Kasus Covid-19 Aktif di Maluku, Ambon Tertinggi, Buru Selatan Nihil
Pemkot Ambon, kata dia, sudah membuka tempat isolasi terpusat di Asrama Haji yang berlokasi di Desa Waiheru, Kecamatan Baguala, sejak Senin (7/2/2022).
Isolasi terpusat akan diprioritaskan bagi mereka yang tanpa gejala hingga gejala ringan yang memiliki komorbid dan termasuk golongan lansia. Sedangkan bagi yang bergejala sedang, berat, dan kritis akan dirujuk ke RS.
“Ada sekitar 35 orang yang dirawat di sana dan kita lihat memang ada kriteria untuk isolasi, karena tidak semua pasien di rawat di RS untuk menjaga tingkat keterisian RS,” katanya.
Terkait melonjkaknya jumlah kasus dalam sepekan terakhir, ia mengimbau warga agar dapat mematuhi protokol kesehatan secara ketat, khususnya memakai masker dan menghindari kerumunan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.