LEMBATA, KOMPAS.com - Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menyemburkan material vulkanik, Selasa (8/2/2022).
Kali ini, material vulkanik berupa abu tebal, pasir dan kerikil panas itu membumbung setinggi 500 meter.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ile Lewotolok, Jefri Pugel menjelaskan, erupsi gunung api tersebut terjadi pada pagi hari sekitar pukul 06.04 Wita.
Ia menjelaskan, letusan tersebut disertai gemuruh dan dentuman.
"Teramati 12 kali letusan dengan tinggi 300-500 meter dan warna asap putih dan kelabu," jelas Jefri dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa.
Baca juga: Warga di Lereng Gunung Ile Lewotolok Lembata Dilarang Konsumsi Air Hujan, Ini Alasannya
Ia mengatakan, secara visual gunung tampak jelas dan berkabut. Asap kawah teramati berwarna putih dan kelabu bertekanan lemah.
"Intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50-500 meter di atas puncak kawah," katanya.
Secara meteorologi, Jefri menjelaskan, cuaca di sekitar kawah dan lereng gunung tampak cerah. Angin bertiup lemah ke arah timur. Suhu udara 24-37,7 derajat celsius dan kelembaban udara 51,1-75,3 persen.
12 kali letusan yang terjadi berkekuatan amplitudo 13,8-38,8 mm dengan durasi 22-83,4 detik. Hal itu berdasarkan pengamatan selama periode Selasa mulai 6.00 sampai 12.00 Wita.
Baca juga: Pemkab Lembata Catat 68 Kasus DBD, Tersebar di 8 Kecamatan
Untuk hembusan sendiri tercatat sebanyak 12 kali dengan amplitudo 6,4-19,9 mm, durasi 25,7-58,4 detik. Gempa tremor non-harmonik pun masih terus terjadi. Tercatat sebanyak empat kali dengan amplitudo 5,6-10,9 mm, durasi 62,8-95,8 detik.
Gempa tremor harmonik dilaporkan terjadi sebanyak dua kali dengan amplitudo 6,4-7,2 mm, durasi 25,5-101,8 detik.