KOMPAS.com - Kerajaan Malaka terletak di dekat Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran dan perdagangan internasional.
Kerajaan Malaka berdiri pada abad ke-15 sampai runtuh pada abad ke-16
Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara, seorang pangeran Hindu keturunan Palembang.
Kerajaan Malaka merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara.
Kerajaan ini cepat berkembang bahkan mengambil alih pelayaran dan perdagangan dari Kerajaan Samudera Pasai.
Kerajaan Malaka menguasai jalur pelayaran Selat Malaka sebelum ditaklukkan Portugis pada 1511.
Baca juga: Kerajaan Malaka: Letak, Pendiri, Kehidupan, dan Puncak Kejayaan
Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara pada (1390-1413).
Saat itu, ia berhasil meloloskan diri dari serangan Majapahit pada 1377 dan Berling di Tumasik, nama tua Singapura saat berada di bawah kekuasaan Siam.
Pada sekitar 1400, Malaka masih merupakan kampung kecil yang penduduknya terdiri dari bajak laut dan penangkap ikan.
Kondisi itu memberikan rasa aman Parameswara dari ancaman Siam.
Di Malaka, Parameswara menemukan pelabuhan yang baik yang disinggahi kapal-kapal di segala musim yang terletak di Selat Malaka.
Berkat bantuan para pelaut dan orang Melayu yang datang dari Palembang, Parameswara dengan cepat membangun pemukiman yang besar di Malaka.
Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Malaka
Yang pada akhirnya, ia berhasil membangun Malaka menjadi pelabuhan internasional, yang membentang dari Cina dan Maluku di timur sampai Afrika Timur dan Laut Tengah di Barat.
Sebagai salah satu kesultanan Melayu yang pernah mencapai puncak kejayaan pada abad ke 15, Malaka merupakan bandar niaga terbesar di Asia Tenggara.
Salah satu faktor terpenting di samping adanya perlindungan Cina adalah tempatnya aman dari gangguan angin musim.