Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Reza Indragiri Amriel
Alumnus Psikologi Universitas Gadjah Mada

Hukuman Mati Plus Kebiri Herry Wirawan, Bagaimana Bisa?

Kompas.com - 08/02/2022, 07:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HERRY Wirawan, pelaku pemerkosaan terhadap belasan murid perempuannya, dituntut oleh jaksa penuntut umum dengan hukuman mati serta hukuman tambahan berupa kebiri kimia.

Pada satu sisi, tuntutan berupa hukuman mati sudah mewakili sepenuhnya suasana batin kebanyakan anggota masyarakat yang begitu murka, sedih, sekaligus takut terhadap perbuatan terdakwa.

Hukuman mati dianggap sebagai ganjaran setimpal yang sudah sepatutnya dikenakan kepada manusia kejam yang sudah melakukan kebiadaban terhadap orang-orang yang semestinya berada dalam perlindungan serta di bawah didikannya.

Namun ketegasan jaksa lewat tuntutannya itu justru menjadi membingungkan tatkala digandengkan dengan tuntutan hukuman tambahan berupa kebiri kimia.

Hukuman mati merupakan manifestasi filosofi retributif dalam penghukuman. Filosofi ini berpandangan bahwa mata harus dibalas mata, sakit dibalas sakit, penderitaan dibalas dengan penderitaan pula.

Termasuk penderitaan maksimal berupa pencabutan nyawa.

Filosofi retributif memosisikan terdakwa sebagai seseorang yang tidak pantas diberikan kesempatan untuk mengubah nasibnya.

Begitu rusak dan mengerikannya perbuatan terdakwa, sehingga ia sampai-sampai dipandang sebagai manusia yang tidak akan mungkin berubah tabiat dan perilakunya.

Sehingga, demi menjamin pulihnya rasa aman masyarakat, sekaligus melunasi utang pelaku atas penderitaan yang dialami oleh para korban, maka sudah sepatutnya manusia keji alias predator seksual diganjar dengan diakhiri hidupnya.

Filosofi tersebut bertolak belakang sepenuhnya dengan praktik kebiri.

Kebiri kimia, sebagaimana dalam ketentuan hukum di Indonesia dan praktik di sekian banyak negara, sama sekali tidak diposisikan sebagai langkah untuk melipatgandakan penderitaan pelaku kejahatan seksual.

Kebiri bukan merupakan bentuk hukuman tambahan yang ditujukan sebagai bentuk balas dendam terhadap pelaku.

Sebaliknya, kebiri merupakan implementasi dari filosofi rehabilitasi dan filosofi reintegrasi.

Pelaku kejahatan, dalam filosofi rehabilitasi disikapi sebagai manusia yang sakit, bermasalah, dan membutuhkan bantuan untuk pulih.

Rehabilitasi atau pengobatan, dengan demikian, dapat dipandang sebagai bentuk kepedulian negara terhadap pelaku kejahatan yang sesungguhnya memiliki peluang untuk sembuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com