KOMPAS.com - Ratusan kios para pedagang di relokasi Pasar Johar, Kota Semarang, Jawa Tengah, hangus terbakar pada Rabu (2/2/2022).
Api mulai melahap pasar yang masih berada di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) ini sekitar pukul 18.30 WIB.
Kobaran api pertama kali diketahui muncul dari Blok F yang kemudian menjalar ke kios pedagang lainnya.
Padahal belum segenap sebulan Pasar Johar Kota Semarang tersebut diresmikan oleh Presiden Jokowi setelah rampung direvitalisasi pada Rabu (5/1/2022).
Baca juga: Walkot Semarang Janjikan Tempat Berjualan Baru untuk Korban Kebakaran Relokasi Pasar Johar
Saat itu, Jokowi yang hadir di halaman Alun-alun Masjid Agung Semarang berharap kawasan Pasar Johar bisa dijaga bersama-sama hingga kejayaan pasar di waktu lalu dapat dikembalikan.
Jokowi mengapresiasi revitalisasi Pasar Johar yang menjadi lebih bersih dan tertata rapi tanpa mengganggu kaidah bangunan cagar budaya.
"Saya titip jaga kebersihannya, jaga keamanannya sehingga pasar ini betul-betul menjadi pasar yang bersih, rapi, tertata dan tidak menjadi pasar yang kotor dan berbau. Dengan mengucap Bismillah, Pasar Johar saya resmikan," kata Jokowi, Rabu (5/1/2022).
Kebakaran dahsyat di Pasar Johar juga pernah terjadi pada Sabtu, 9 Mei 2015. Api baru bisa dipadamkan pada Minggu, 10 Mei 2015 siang..
Baca juga: 1.168 Pedagang Terdampak Kebakaran Relokasi Pasar Johar Semarang
Berkembangnya pasar itu dimulai sejak tahun 1860. Kala itu muncul pasar di sebelum timur Alun-alun Kota Semarang yang dipagari dengan deretan pohon johar di tepi jalan.
Pasar tersebut kemudian dikenal dengan nama Pasar Johar dan berdekatan dengan Pasar Pedamaran serta penjara.
Karena dekat dengan penjara, Pasar Johar di masa lalu sering digunakan untuk orang menunggu kerabatnya yang ada di penjara. Pasar Johar semakin ramai hingga diadakan perluasan dengan menebang pohon johar untuk dibangun los baru.
Baca juga: Tim Labfor Polda Jateng Diterjunkan untuk Ungkap Penyebab Kebakaran Relokasi Pasar Johar
Pada tahun 1931, gedung penjara tua itu dibongkar karena dibangun pasar sentral yang bertujuan menyatukan lima pasar yang ada yakni Johar, Benteng, Jumatan dan Pekojan.
Pada tahun 1933, Ir Thomas Karsten merancang bangunan untuk Pasar Johar. Namun di tahun 1936, rancangan Karsten diubah untuk meningkatkan efisiensi ruang.
Bangunan Pasar Johar pun dilakukan di atas Pasar Djohar Lama dan Pasar Pedamaran.