KENDAL, KOMPAS.com - Aipda Sutrisno, seperti anggota kepolisian lain yang bertugas di Polda Jawa Tengah, setiap hari harus ke kantor, dan menjalankan tugas sesuai perintah komandannya.
Tapi di sela-sela kesibukannya bertugas sebagai polisi, bapak 3 anak ini menyempatkan diri untuk keluar masuk di pondok pesantren Al Ma’wa Kendal.
Di Ponpes itu, setidaknya seminggu sekali, lelaki 40 tahun ini mengajari para santri membuat pesawat aeromodeling (pesawat mini). Kegiatan itu, mulai dilakukan pada 2020, saat Covid-19 masuk di Kendal.
Baca juga: Santri Ponpes di Kendal Ini Produksi Pesawat Aeromodeling, Produknya Dibeli Pejabat
“Saya ingin mengabdi. Saya ingin beribadah melalui ilmu yang saya punya,” kata Trisno, begitu dia disapa, kepada Kompas.com Rabu (2/2/2022).
Trisno mengaku ikhlas dan tidak ingin menerima bayaran dari Ponpes Al Ma’wa. Sebab apa yang dilakukannya itu, benar-benar untuk membina atau menciptakan ekonomi pesantren.
Apalagi di musim pandemi Covid-19 ini, semuanya harus prihatin. Trisno menegaskan di sela-sela memberi pelatihan membuat pesawat aeromodeling, dirinya juga menyisipkan sosialisasi bahaya Covid-19, dan wawasan kebangsaan.
“Sekarang memang sudah mulai membaik, karena kesadaran masyarakat untuk menaati Prokes sudah tinggi. Tapi ingat, Covid-19 masih ada dan kita tidak boleh lengah,” ujar Trisno.
Sutrisno yang tinggal di Desa Margomulyo RT 04/ RW 03, Kecamatan Pegandon Kendal menambahkan, saat ini pesawat aero modeling buatan santri Ponpes Al Ma’wa sudah banyak dibeli orang.
Termasuk Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Baca juga: Kisah Polisi Bantu Seorang Ibu Melahirkan di Dalam Mobil Dinas...
Trisno menceritakan, setelah dirinya berhasil mengajari santri Ponpes Al Ma’wa membuat pesawat aeromodeling, mereka Taj Yasin. Rupanya, putra KH Maimun Zubair (Alm) tersebut, tertarik dengan pesawat buatan santri.
“Gus Yasin lalu beli satu,” aku Sutrisno.
Setelah membeli, tambah Sutrisno, Gus Yasin memberitahukannya ke Sandiaga Uno. Ternyata Sandiaga juga tertarik dan membeli karya para santri tersebut.
“Harganya pesawat aeromodeling buatan Ponpes Al Ma’wa sekitar Rp 2,5 juta hingga 20 juta,” jelas Sutrisno.
Sutrisno mengaku produknya belum mempunyai lisensi. Saat ini, pihaknya masih menyempurnakan hasil rakitan santri supaya ketika sudah menjadi mereka tidak lagi ada permasalahan.
Baca juga: Kisah Polisi di Perbatasan, Beli 20 Paket Sembako untuk Warga Pakai Gaji Pertama
“Rencananya, dari Dinas Koperasi dan UMK Provinsi Jawa Tengah akan memfasilitasi lisensi produk, juga akan melatih marketing on line,” jelas Sutrino.