SOLO, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah meminta protokol kesehatan (prokes) Covid-19 di sekolah dievaluasi.
Hal tersebut menyusul temuan kasus Covid-19 di SMA Warga Solo.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo, Siti Wahyuningsih meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Solo dan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jateng untuk mengevaluasi prokes di sekolah.
Baca juga: Jumlah Siswa dan Guru Positif Covid-19 di SMA Warga Solo Bertambah
"Disdik, Cabang Dinas Pendidikan saya mohon untuk evaluasi terhadap prokes," kata Ning sapaan akrab ditemui di Balai Kota Solo, Jumat (28/1/2022).
Menurut Ning dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, pembelajaran tatap muka (PTM) sekolah akan dapat berjalan dengan aman.
"Sebetulnya menurut saya PTM itu tidak masalah, asalkan prokesnya. Justru di sekolah itu menurut saya aman kok," ungkap dia.
Mengenai kasus Covid-19 Solo yang mulai merangkak naik, kata Ning karena beberapa faktor. Meski demikian, pihaknya menekankan pentingnya prokes.
Sebab telah diprediksikan pada akhir Januari hingga Februari 2022 kasus Covid-19 akan mengalami kenaikan.
"Pemerintah sudah mengingatkan bahwa akhir Januari dan pertengahan Februari akan terjadi peningkatan kasus," ungkapnya.
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik, Ketua IDAI: Ruang Perawatan Khusus Anak di RS Dibuka Lagi
"Tapi peningkatan kasus itu bisa kita antisipasi dengan prokes. Masker, jaga jarak, mengindari kerumunan, tidak usah bepergian kalau memang tidak penting," lanjut dia.
Sebelumnya, Kepala SMA Warga Solo Purwoto mengatakan, temuan kasus Covid-19 di lingkungan sekolah bermula ada salah satu guru sakit demam dan pusing setelah melakukan pengambilan video di salah satu destinasi wisata di Boyolali.
Guru tersebut kemudian memeriksakan diri ke rumah sakit, Minggu (23/1/2022).
Kerena bergejala guru itu dilakukan pemeriksaan swab PCR. Hasilnya keluar pada Senin (24/1/2022) dinyatakan terkonfirmasi Covid-19.
Karena hasil swabnya positif, sekolah kemudian melaksanakan tracing kontak erat dan dekat.
"Kebetulan guru itu sedang membimbing bersama dengan seorang guru, tenaga kependidikan, dan beberapa siswa," kata Purwoto.
Baca juga: Di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19, Kota Magelang Bersiap PTM 100 Persen