UNGARAN, KOMPAS.com - Kondisi sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pada 2021 mendapat perhatian.
Pasalnya, saat jumlah warga miskin bertambah, pengeluaran per kapita per tahun justru meningkat.
Tahun lalu tercatat jumlah penduduk miskin 83.000 jiwa lebih atau 83,61 persen dari total jumlah penduduk.
Baca juga: Minyak Goreng di Pasar Tradisional Kabupaten Semarang Sudah Dijual Rp 14.000
Angka itu meningkat dibanding tahun 2020 yang hanya 79.880 jiwa.
Uniknya, pengeluaran per kapita per tahun di sesuaikan pada 2021 mencapai lebih dari Rp 12 juta, dibanding tahun sebelumnya tercatat lebih dari Rp 11,9 juta.
Pelaksana tugas Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Barenlitbangda) Kabupaten Semarang Totit F. Oktoriyanto menjelaskan kondisi tingkat kemiskinan berada di posisi ke tujuh se-Jawa Tengah atau turun satu strip dibandingkan tahun lalu.
"Dari hasil pencermatan kondisi sosial ekonomi tersebut prioritas pembangunan pada tahun 2022 dan 2023 diarahkan pada pemulihan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Pemulihan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyaraka akan jadi prioritas,” tegasnya pada acara konsultasi publik rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Semarang tahun 2023 di aula Kantor PP Paud dan Dikmas Jateng, Kamis (27/1/2022).
Baca juga: Lonjakan Covid-19 di Kabupaten Semarang, Dinkes Belum Bisa Pastikan Jenis Virus
Sementara itu Bupati Semarang Ngesti Nugraha berharap pertumbuhan ekonomi yang sempat terkontraksi -2,67 persen karena pandemi Covid-19 di tahun 2020 dapat membaik pada 2022.