Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Abdul Muis: Asal, Kisah, Karya, dan Perjuangan

Kompas.com - 25/01/2022, 15:04 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Abdoel Moeis atau Abdul Muis adalah sosok sastrawan, politikus, dan wartawan Indonesia.

Abdul Muis lahir di Bukittinggi, 3 Juni 1883, Sumatera Barat. Ia merupakan putera Datuk Tumenggung Lareh.

Seperti halnya orang Minangkabau, Abdul Muis memiliki jiwa petualangan tinggi. Sejak remaja, ia sudah berani meninggalkan kampung halaman, merantau ke Pulau Jawa.

Bahkan masa tuanya, ia habiskan di perantauan. Ia meninggal dunia di Bandung pada 17 Juni 1959 dalam usia 76 tahun. Jenazah dimakamkan di Taman Pahlawan Cikutra, Bandung.

Profil Abdul Muis

Abdul Muis lulusan Sekolah Eropa Rendah (Eur Lagere School atau sering disingkat ELS). Ia pernah belajar di Stovia selama 3,5 tahun (1900-1902). Namun karena sakit, ia keluar dari sekolah kedokteran tersebut.

Pada 1917, ia pergi ke negeri Belanda untuk menambah pengetahuan meskipun hanya berbekal ijazah ujian amtenar kecil (klein ambtenaars) dan ELS.

Baca juga: Abdul Muis: Kehidupan, Pekerjaan, Politik, dan Karya

Keistimewaan Abdul Muis, ia memiliki kemampuan berbahasa Belanda sangat baik. Bahkan menurut orang Belanda kemampuan berbahasa Belanda dianggap melebihi rata-rata orang Belanda.

Karena itu oleh Mr. Abendanon, Directeur Onderwzj (Direktur Pendidikan) di Departement va Onderwijs en Eredienst yang membawahi Stovia, ia diangkat menjadi kierk. Padahal waktu itu, belum ada primbumi yang menjadi kierk.

Pengangkatan Abdul Muis menjadi kierk tidak disukai pegawai Belanda lainnya. Hal itu membuat Abdul Muis tidak betah bekerja.

Akhirnya pada 1905, ia keluar dari departemen itu setelah bekerja selama 2,5 tahun (1903-1905).

Karir Jurnalistik dan Perjuangan Abdul Muis

Setelah itu, Abdul Muis sempat menekuni berbagai profesi pekerjaan, baik di bidang sastra, jurnalistik, dan politik.

Pekerjaan pertama kali diterjun adalah bidang jurnalistik. Pada 1905, ia juga diterima sebagai anggota dewan redaksi majalah Bintang Hindia, sebuah majalah yang banyak memuat berita politik di Bandung.

Karena pada 1907, Bintang Hindia dilarang terbit, Abdul Muis pindah kerja ke Bandungsche Afdeelingsbank sebagai mentri lumbung. Pekerjaan ini ditekuni selama 5 tahun.

Baca juga: Polisi dan Kendaraan Taktis Disiagakan di Pertigaan Jalan Abdul Muis-Jalan Budi Kemuliaan

Pada 1912, ia bekerja di De Prianger Bode, sebuah surat kabar (harian) Belanda yang terbit di Bandung. Di surat kabar ini, dia bekerja sebagai korektor. Dalam tempo tiga bulan, ia diangkat menjadi hoofdcorrector (korektor kepala) karena mempunya kemampuan berbahasa Belanda yang baik.

Pada 1913, Abdul Muis keluar dari De Prianger Bode. Sebagai pemuda yang berjiwa patriot, ia mulai tertarik pada dunia politik dan masuk ke Serikat Islam (SI) bersama mendiang AH Wignyadisastra.

Ia dipercaya memimpin Kaum Muda, salah satu surat kabar milik SI yang terbit di Bandung.

Pada waktu itu, atas inisiatif dr Cipto Mangunkusumo, Abdul Muis (bersama dengan Wignyadisastra dan Suwardi Suryaningrat) membentuk Komite Bumi Putra. 

Tujuannya untuk mengadakan perlawanan terhadap Belanda dan mendesak Ratu Belanda agar memberikan kebebasan bangsa Indonesia dalam berpolitik dan bernegara.

Pada zaman pergerakan, bersama HOS Cokroaminoto Abdul Muis berjuang memimpin Serekat Islam. Pada 1917, ia dipercaya sebagai utusan SI pergi ke Belanda untuk mempropagandakan Comite Indie Weerbaar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Regional
Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com