PALEMBANG, KOMPAS.com - Pada Senin (17/1/2022), ditemukan empat batu nisan kuno di kawasan pasar 16 Ilir Palembang, Sumatera Selatan. Terbaru, tim arkeolog Sumatera Selatan mendapatkan dua nisan kuno lagi sehingga totalnya ada enam buah.
Dua nisan kuno itu diserahkan oleh warga ke Kantor Arkeologi Sumatera Selatan pada Kamis (20/1/2022). Mereka menemukan kedua batu nisan kuno itu di kawasan Tanjung Barangan.
Kepala Kantor Arkeologi Sumatera Selatan Wahyu Rizky Andhifani mengatakan, dari hasil pengakajian enam batu nisan tersebut diketahui bahwa tulisan yang ada di lima batu nisan kuno menggunakan aksara Arab dan berbahasa Arab. Sementara satu batu nisan ditulis dengan aksara Arab tetapi bahasanya Melayu.
Baca juga: 4 Batu Nisan Kuno Beraksara Arab di Palembang Akan Diajukan Jadi Cagar Budaya
Wahyu dan timnya menduga, dua nisan kuno yang diserahkan warga Tanjung Barangan memiliki hubungan dengan empat batu nisan dari kawasan pasar 16 Ilir Palembang.
Warga yang menyerahkan mengaku mendapatkan kedua batu nisan kuno itu dari tanah galian yang akan dipakai untuk menimbun rumah.
“Tanah galian itu didapatkan dari pasar 16 (Ilir Palembang). Setelah dibawa ke sana, ketemulah nisan tersebut lalu diambil dan dibawa ke rumah. Kemudian dilaporkan ke kami, ”kata Wahyu, Jumat (21/1/2022).
Wahyu menjelaskan, enam batu nisan itu sudah dibaca dan dideskripsikan.
Nantinya, seluruh batu nisan kuno itu akan diserahkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) dan Pemerintah kota Palembang.
“Katanya nanti akan dimasukan menjadi benda cagar budaya dan akan dipamerkan. Nisan nomor lima paling unik, karena berbahasa melayu dan ada tanggal serta bulan, tapi tidak ada tahun. Tampaknya lebih muda dari nisan lain,” ujarnya.
Hasil penelitian ahli dari kantor Arkeologi Sumatera Selatan menunjukkan, empat dari enam nisan diduga berasal dari abad ke-19 dan ke-20.
Keempat nisan tersebut ditulis menggunakan aksara Arab. Hal inilah yang membuat tim peneliti yakin bahwa batu nisan tersebut milik makam keluarga pasca Kesultanan Palembang.
Menilik pada peta Belanda tahun 1920, kawasan pasar 16 Ilir Palembang masih kosong. Kemudian pada 1926-1927 mulai berdiri bangunan.
“Kemungkinan daerah itu (lokasi temuan nisan) ditimbun oleh pemerintah Kolonial,”jelas Wahyu.
Arkelog kantor Arkelogi Sumatera Selatan Retno Purwanti mengatakan, temuan enam nisan kuno ini sangat penting, khususnya bagi ilmu sejarah. Sebab, nisan kuno ini adalah bukti nyata bahwa di masa lalu ada pemukiman di kawasan pasar 16 Ilir.