Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Psikologi Politik Solo Sebut Puan dan Ganjar Bisa Pecah Kongsi saat Pilpres 2024

Kompas.com - 21/01/2022, 18:44 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Pakar Psikologi Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Moh Abdul Hakim, mengatakan tindakan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani tidak berkunjung di DPC PDI-P Solo saat kunjungan kerja (kunker) Solo Raya, bisa menimbulkan perpecahan kongsi di internal partai.

Sebelumnya selama kunker di Solo Raya berdurasi dua hari lalu, Puan menyempatkan datang ke Kantor DPC PDIP di tiga kabupaten, yakni Klaten, Boyolali dan Sukoharjo.

Hakim menilai sikap Puan tersebut buntut dari FX Hadi Rudyatmo selaku Ketua DPC PDI-P Solo, yang terang-terangan mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres 2024.

Baca juga: Puan soal Banyaknya Baliho Bergambar Wajahnya: Semua Orang Juga Pasang, Kok Saya Enggak Boleh?

"Keputusan Puan tidak berkunjung ke DPC PDIP Solo karena jelas terkait sikap Pak Rudy yang terang-terangan mendukung Ganjar maju Pilpres 2024," kata Hakim, Jumat (21/1/2022).

Hakim menjelaskan, dugaan perpecahan di badan internal PDI-P sudah berlangsung sejak lama, walaupun berkali-kali dibantah.

"Menurut saya itu dapat diartikan bahwa ketegangan antar kubu di internal PDI-P itu sebenarnya sudah cukup kuat. Sehingga sudah muncul aroma rivalitas di dalam tubuh PDI-P itu sendiri," lanjutnya.

Hakim menjelaskan persaingan dalam politik sudah menjadi normal dan biasanya hanya tidak sampai memengaruhi hubungan interpersonal.

Akan tetapi persaingan yang sudah mengkristal dapat membuat hubungan interpersonal terganggu atau renggang di antara pelakunya.

"Kalau sampai hubungan interpersonal itu renggang, apalagi ini DPC PDI-P Solo menjadi salah satu kandang banteng di Jawa Tengah, itu menandakan sudah terjadi kristalisasi sikap politik secara psikologis seperti itu. Yang mendukung Ganjar semakin kuat mendukung Ganjar dan tak suka dengan Puan. Demikian juga sebaliknya di kubu Puan," jelas Hakim.

Baca juga: Puan Kunker di Solo Raya: Kunjungi Tiga DPC PDI-P Kabupaten, DPC Solo Dilewati

Kondisi ini menurut Hakim, hampir menyerupai kejadian keluarnya Wiranto dan pendukungnya dari Partai Golkar dan berpotensi bisa terulang.

Kondisi tersebut, Hakin menekankan hal tersebut bisa menjadi tantangan bagi Puan Maharani untuk berbesar hati mendekatkan hubungan para kadernya.

"Ada kemungkinan rombongan Ganjar memisahkan diri dari lokomotif PDI-P dan itu sangat merugikan PDI-P. Sekarang ini ada dua alternatif untuk Ganjar," kata Hakim.

"Pertama membentuk parpol baru. Tapi melihat Pilpres sudah sangat dekat, itu hampir tidak mungkin. Yang paling mungkin terjadi migrasi politik pendukung Ganjar ke parpol lain," lanjutnya Hakim.

Hakim menjelaskan migrasi para pendukung Ganjar bisa terjadi ketika rekomendasi capres tidak turun kepada Gubernur Jateng dan DPP PDI-P gagal merangkul para pendukungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Regional
Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Kilas Daerah
BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

Regional
Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Regional
Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com