KOMPAS.com - Gamelan Jawa memiliki titilaras (sistem nada) slendro dan pelog. Slendro merupakan sistem 5 nada dan pelog
sistem 7 nada.
Penandaan nada pada gamelan Jawa ditandai dengan angka pada bahasa jawa, yakni: 1,2,3,4,5,6, dan 7.
Baca juga: Contoh Lagu dengan Tangga Nada Pentatonis Pelog dan Slendro, Jawaban Soal TVRI
Adapun urutannya sebagai berikut:
Dalam karya ilmiah berjudul, Pelarasan Gamelan Jawa , karya Risnandar, nada slendro dan pelog dibedakan berdasarkan jangkah, atau jarak nada.
Laras slendro secara umum memiliki jangkah, nada yang sama, sedangkan laras pelog memiliki jangkah nada lebar dan pendek.
Laras adalah rangkaian nada-nada imaginer yang terdapat dalam angan pelaras.
Baca juga: Sejarah, Fungsi, dan Jumlah Alat Gamelan Jawa
Nada-nada tersebut selanjutnya diolah sedemikian rupa untuk kemudian dituangkan pada racikan gamelan.
Secara turun-temurun telah menjadi kesepakatan bahwa tidak ada pembakuan larasan gamelan. Pelarasan gamelan memiliki kebebasan untuk menentukan larasnya sesuai dengan selera, insting, dan keperluan gamelan tersebut.
Hal ini perlu dijaga dan dilestarikan karena berdasarkan fungsinya larasan gamelan untuk keperluan wayang, klenengan gaya Solo, klenengan gaya Semarangan, klenengan gaya Yogyakarta, klenengan gaya Jawa Timuran, serta untuk keperluan tari bedhaya dan srimpi untuk mencapai tingkat estetik yang ideal memerlukan larasan yang berbeda-beda.
Sumber: jurnal.isi-ska.ac.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.