Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Pasca-gempa, Siswa di Sulbar Masih Belajar di Tenda Pengungsian dan Mushala

Kompas.com - 15/01/2022, 19:40 WIB
Junaedi,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MAJENE, KOMPAS.com – Setahun lalu, gempa bermagnitudo 6,2 mengguncang dan memporak-porandakan bangunan, menyebakan ratusan korban jiwa di empat kabupaten di Sulawesi Barat.

Pemerintah dan masyarakat mencoba bangkit dari keterpurukan dengan terus menbenahi kerusakan pasca-gempa.

Namun hingga kini dampak ekonomi dan sosialnya belum sepenuhnya pulih. Hingga kini, siswa di sejumlah sekolah yang terdampak bencana masih terpaksa belajar di tenda darurat, mushala, dan lapangan terbuka yang kondisnya memprihatinkan.

Baca juga: Sedang Ikuti Trauma Healing, Gempa Majene Kembali Terjadi, Peserta Anak-anak Berlari Ketakutan

Seperti 50-an siswa siswi dari 6 kelas di SDN 028 Aholeang Majene. Mereka masih belajar di tenda-tenda darurat akibat gempa bumi yang menghancurkan bangunan sekolah hingga rata dengan tanah.

Harapan siswa dan guru untuk kembali bersekolah di ruangan kelas yang layak seperti sebelumnya, rupanya harus dikubur untuk beberapa waktu.

Sebab Bupati Majene, Achmad Sukri Tammalele, yang meninjau lokasi pengungsian dna siswa yang belajar di tenda darurat mengatakan, pembangunan sekolah pasca gempa Majene membutuhkan proses yang lama.

 "Insya Allah kita akan bangun sekolahnya, tapi masih lama karena banyak aturan yang harus dijalankan," ungkapnya.

Seorang siswa kelas 6 SD, Alia Septi, mulai gerah belajar di tenda darurat. Alia merasa tidak nyaman saat belajar di tenda darurat, selain karena lokasinya sempit juga karena cuaca panas.

Beberapa tenda sumbangan donatur saat bencana terjadi setahun lalu sebagain kini tampak sudah bocor di sana sini.

Baca juga: 5 Hal yang Dilarang Saat Terjadi Gempa, Salah Satunya Menggunakan Lift

"Tidak enak belajar di tenda karena panas, semoga segera dibangun sekolah bagus," tutupnya

Sementara Kepala SDN 028 Aholeang, Adiati mengatakan saat ini siswanya belajar dengan cara disebar di beberapa titik tenda pengungsian, termasuk mushala dan ruangan belajar lainnya.

"Sebanyak 50 orang siswa proses belajarnya disebar di beberapa titik tenda dan mushala," Jelas Adiati

Seperti siswanya, para guru setiap hari bersabar mendampingi para siswa belajar dalam kondisi yang serba terbatas.

Mereka berharap kepada pemerintah agar segera membangun sekolah permanen yang lebih layak dan lebih baik agar siswa tidak lagi kepanasan atau kehujanan saat belajar di bawah tenda darurat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Nenek di Kupang yang Dituduh Santet Diselesaikan Secara Adat

Kasus Nenek di Kupang yang Dituduh Santet Diselesaikan Secara Adat

Regional
PDI-P Blora Masih Rahasiakan Caleg yang Isi Kursi DPRD

PDI-P Blora Masih Rahasiakan Caleg yang Isi Kursi DPRD

Regional
2 Pembunuh Penjual Madu Baduy di Serang Banten Ditangkap

2 Pembunuh Penjual Madu Baduy di Serang Banten Ditangkap

Regional
131.703 Jiwa Terdampak Banjir Demak, Bupati Pastikan Bantuan Tersalurkan secara Bertahap

131.703 Jiwa Terdampak Banjir Demak, Bupati Pastikan Bantuan Tersalurkan secara Bertahap

Regional
Remaja 17 Tahun Bunuh Anggota Polisi di Losmen Lampung Tengah, Korban Sempat Dicekoki Miras

Remaja 17 Tahun Bunuh Anggota Polisi di Losmen Lampung Tengah, Korban Sempat Dicekoki Miras

Regional
Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Regional
Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Regional
Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Regional
Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Regional
Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Regional
Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Regional
Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Regional
Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Regional
BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer 'Rossby Ekuator'

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer "Rossby Ekuator"

Regional
Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut 'Cuci Uang' Hasil Narkoba

Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut "Cuci Uang" Hasil Narkoba

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com