Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana BMKG Memprediksi Cuaca di Suatu Wilayah? Ini Jawabannya

Kompas.com - 04/01/2022, 17:47 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) rutin mengeluarkan prakiraan cuaca harian suatu wilayah. Diantaranya Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Cuaca hujan, panas, atau berawan merupakan cuaca hasil prakiraan. Lalu, bagaiman BMKG memperkirakan kondisi cuaca tersebut.

Dalam tulisan Akurasi Prediksi Curah Hujan Harian Operasional Di  Jabodetabek: Perbandingan dengan Model ERF, karya Indra Gustari, Tri Wahyu Hadi, Safwan Hadi, dan Findy Renggono, dijelaskan bahwa prakiraan cuaca merupakan usaha yang dilakukan untuk mengetahui kondisi cuaca yang akan datang berdasarkan kondisi cuaca terakhir dan lampau.

Prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG dibuat berdasarkan hasil pengamatan cuaca terakhir, analisis hasil luaran model resolusi rendah, dan pengalaman prakirawan dalam menganalisis cuaca.

Penggunaan kemampuan analisis dan pengalaman prakirawan dalam memberikan penilaian terhadap prediksi cuaca menyebabkan prakiraan cuaca digolongkan sebagai metode subyektif.

Selain menggunakan analisis prakirawan. Prakiraan cuaca di suatu wilayah juga menggunakan berbagai alat.

Alat Prakiraan Cuaca

Radar cuaca digunakan untuk memonitoring pergerakan awan, curah hujan, jenis awan,  intensitas curah hujan secara real time pada suatu daerah dengan jangkauan
250 km.

Lightning Detector atau pendeteksi petir merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi kejadian petir termasuk tipe petir.

Automatic Rain Gauge (ARG) dikenal sebagai penakar hujan otomatis. Alat ini digunakan untuk mengukur curah hujan di satuan waktu.

Automatic Weather Station (AWS) merupakan alat untuk mengukur unsur-unsur cuaca secara otomat. Unsur yang diukur berupa suhu, angin, kelembapan, radiasi matahari, curah hujan, dan tekanan udara.

AWS diletakkan di wilayah yang berada di luar jangkauan stasiun pengamatan

Untuk memprakirakan cuaca suatu daerah, BMKG memiliki alur pengumpulan data yang digunakan untuk menganalisis cuaca.

Alur Pengumpulan Data

Berikut alur pengumpulan data:

  1. Pengamatan unsur-unsur cuaca dilakukan Stasiun Meteorologi dan Klimatologi secara
  2. umum dan pelayanan khusus pada bandara, perkebunan, pelabuhan, dan pelayaran kapal.
  3. Pengamatan dilakukan juga secara otomatis menggunakan alat canggih untuk mendukung data analisis dan prakiraan.
  4. Data pengamatan di stasiun dan data dari peralatan otomatis masuk ke dalam PC server.
  5. Data dari tiap-tiap PC server masuk ke server pusat termasuk data satelit cuaca masuk ke server pusat.
  6. Data di server pusat lalu diolah dalam komputer analisis dan prakiraan.
  7. Produk yang dihasilkan berupa prakiraan cuaca harian mingguan, cuaca penerbangan,
  8. cuaca maritim, peringatan dini, perubahan iklim, prakiraan iklim, kualitas
  9. udara, gempa bumi, dan tsunami.
  10. Produk yang dihasilkan dikirim ke masyarakat pengguna.

Sumber: https://www.bmkg.go.id/database/?p=alur-pengumpulan-data dan

http://puslitbang.bmkg.go.id/

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Regional
Polisi di Pelalawan Setir Mobil Sambil Mabuk, Tabrak Pagar Kantor

Polisi di Pelalawan Setir Mobil Sambil Mabuk, Tabrak Pagar Kantor

Regional
Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Regional
Pemasangan Talud Pelabuhan Nelayan di Bangka Terkendala Kewenangan

Pemasangan Talud Pelabuhan Nelayan di Bangka Terkendala Kewenangan

Regional
Dampak Banjir Bandang di Lombok Utara, 13 Rumah Warga dan Jembatan Rusak

Dampak Banjir Bandang di Lombok Utara, 13 Rumah Warga dan Jembatan Rusak

Regional
Cepatnya Peningkatan Status Gunung Ruang, Potensi Tsunami Jadi Faktor

Cepatnya Peningkatan Status Gunung Ruang, Potensi Tsunami Jadi Faktor

Regional
'Tradisi' Warga Brebes Usai Idul Fitri, Gadaikan Perhiasan Emas Setelah Dipakai Saat Lebaran

"Tradisi" Warga Brebes Usai Idul Fitri, Gadaikan Perhiasan Emas Setelah Dipakai Saat Lebaran

Regional
Banjir Bandang di Musi Rawas Utara, 2 Korban Tewas, 1 Hilang

Banjir Bandang di Musi Rawas Utara, 2 Korban Tewas, 1 Hilang

Regional
Penduduk Pulau Tagulandang Dihantui Hujan Batu Pasir Gunung Ruang

Penduduk Pulau Tagulandang Dihantui Hujan Batu Pasir Gunung Ruang

Regional
Soal Dugaan Kekerasan Seksual di Kampusnya, BEM Undip: Banyak Korban Takut Bersuara

Soal Dugaan Kekerasan Seksual di Kampusnya, BEM Undip: Banyak Korban Takut Bersuara

Regional
Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara akibat Dampak Erupsi Gunung Ruang

Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara akibat Dampak Erupsi Gunung Ruang

Regional
Namanya Masuk Bursa Pilkada Solo, Gusti Bhre: Saya Fokus di Mangkunegaran Dulu

Namanya Masuk Bursa Pilkada Solo, Gusti Bhre: Saya Fokus di Mangkunegaran Dulu

Regional
Fakta Terkini Erupsi Gunung Ruang di Sitaro, Status Awas dan Soal Potensi Tsunami

Fakta Terkini Erupsi Gunung Ruang di Sitaro, Status Awas dan Soal Potensi Tsunami

Regional
Warga Terima Uang Ganti Rugi Dampak Pembangunan Bendungan Jragung, Ada yang Rp 120.000

Warga Terima Uang Ganti Rugi Dampak Pembangunan Bendungan Jragung, Ada yang Rp 120.000

Regional
PDI-P Solo Sebut 6 Orang Daftar Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pilkada Serentak 2024, 2 Sudah Lengkapi Berkas

PDI-P Solo Sebut 6 Orang Daftar Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pilkada Serentak 2024, 2 Sudah Lengkapi Berkas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com