PALI, KOMPAS.com- Kasus pembunuhan yang menimpa Marsidi (80) dan istrinya Sumini (65) saat ini masih dilakukan penyelidikan oleh pihak Polsek Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) untuk mengungkap pelakunya.
Polisi pun telah melakukan olah TKP dan mendapati barang bukti berupa kapak yang diduga digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa kedua korban.
Salman Alfarizi (15) cucu dari kedua korban mengatakan, selama ini ia tinggal bersama kakek dan neneknya tersebut.
Namun, sekitar pukul 18.00WIB pada Sabtu (1/1/2022) ia pamit kepada kedua korban untuk berangkat ke kebun bersama temannya untuk mengambil buah durian.
Baca juga: Jadi Korban Pembunuhan, Pasutri di Sumsel Ditemukan Tewas dalam Kondisi Mengenaskan
Selanjutnya, pada pukul 21.00 WIB ia pun sempat pulang ke rumah dan mendapati seluruh lampu telah dimatikan.
“Sempat saya gedor dari pintu dan jendala tapi tidak ada sahutan dari Mbah (kakek), jadi saya langsung pergi lagi ke kebun,”kata Salman, Senin (3/12/2022).
Minggu (2/1/2021) sekitar pukul 07.30 WIB Salman terkejut di rumah kakek dan neneknya itu sudah dipenuhi warga. Bahkan, jenazah kedua korban pun dibopong ke luar rumah oleh polisi.
“Saya bingung kenapa banyak sekali orang, di ruang tengah juga sudah banyak darah. Padahal Mbah sehat-sehat saja malam sebelum kejadian,”ujarnya.
Mengetahui kakek dan neneknya telah dibunuh, Salman pun begitu terkejut. Ia tak menyangka bahwa keduanya akan tewas dengan kondisi mengenaskan.
"Harapan saya pelaku cepat ditangkap,”jelasnya.
Sementara itu, Asmadi tetangga korban menjelaskan, malam saat kejadian mereka tak mendengar suara yang mencurigakan.
Sehingga ia pun terkejut mendapati kedua kakek nenek tersebut sudah dalam kondisi tewas mengenaskan.
“Tidak ada terdengar suara minta tolong dan sebagainya, malam itu seperti biasa,”ujarnya.
Baca juga: Rekonstruksi Tabrak Lari Sejoli di Nagreg, 3 Tersangka Anggota TNI Berbaju Tahanan dan Diborgol
Selama ini, Marsidi dan Sumini tinggal bersama cucunya Salman. Dalam keseharian, kebutuhan makan dan minum selalu dikirim oleh anaknya.
“Sumini istrinya itu juga masih kuat memotong kayu dan menyadap karet. Tapi memang suaminya sakit-sakitan, mereka kesehariannya dikenal baik kalau musuh saya kita tidak ada,”ujar Asmadi.