KOMPAS.com - Gempa tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan pergerakan lempeng tektonik.
Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar.
Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung di atas astenosfer yang cair dan panas.
Maka, lempeng tektonik ini bebas bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain.
Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif.
Kondisi ini yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi, dan pembentukan dataran tinggi.
Gempa bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng tektonik diklasifikasikan berdasarkan kedalaman episenter dan sumber:
Baca juga: Gempa Tektonik M 5,4 Guncang Samudera Hindia Selatan Sumba NTT, Tak Berpotensi Tsunami
Berikut beberapa jenis gempa bumi berdasarkan kedalaman episenter
Jenis Gempa | Kedalaman |
Gempa bumi dangkal | 0 - 70 km |
Gempa bumi menengah | 71 - 300 km |
Gempa bumi dalam | > 300km |
Berikut gempa bumi berdasarkan sumber
Jenis Gempa | Sumber |
Gempa bumi interplate/interface |
Gempa bumi yang terjadi sepanjang batas lempeng. Gempa bumi ini terjadi sepanjang tiga batas lempeng yaitu:
|
Gempa bumi intraplate | Gempa bumi yang berlangsung di dalam interior lempang. Gempa ini tidak sesering dan sebesar gempa interplate. Gempa bumi ini mungkin disebabkan oleh perenggangan pada interior lempeng, akibat perubahan suhu atau tekanan pada bebatuan. |
Baca juga: Gempa Tektonik M 5,5 Guncang Selat Sunda, Tidak Berpotensi Tsunami
Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air bawah laut karena pergeseran lempeng, tanah longsor, erupsi gunung api, dan jatuhnya meteor.
Tsunami dapat bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi dan dapat mencapai daratan dengan ketinggian gelombang hingga 30 meter.
Hampir 90 persen peristiwa tsunami di dunia disebabkan oleh gempa bumi yang terjadi di bawah laut.
Gempa bumi yang terjadi di bawah laut akan menimbulkan banyak getaran yang akan mendorong timbulnya gelombang tsunami.
Gempa bumi yang terjadi di bawah laut ini berjenis gempa tektonik. Yaitu, gempa bumi yang disebabkan pergeseran lempengan tektonik.
Gempa bumi disebabkan karena adanya pergerakan dua lepeng tektonik. Dua lempeng tektonik bergerak saling menjauh, saling mendekat, dan saling bergeser.
Terkadang, gerakan ini macet dan saling mengunci. Sehingga, terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai batuan pada lempeng tektonik tidak kuat menahan gerakan tersebut.
Akhirnya terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal dengan gempa bumi.
Baca juga: Gempa Magnitudo 7,4 Guncang Maluku Barat Daya, Tak Berpotensi Tsunami
Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi karena wilayahnya dilewati tiga jalur lempeng tektonik, yaitu lempeng tektonik Indo-Australia, lempeng tektonik Eurasia dan lempeng tektonik Pasifik.
Jalur pertemuannya berada di laut sehingga apabila terjadi gempa bumi di kedalaman dangkal berpotensi tsunami. Indonesia merupakan daerah rawan tsunami.
Namun yang perlu dicermati, tidak semua gempa bumi di bawah laut menimbulkan tsunami.
Gempa bawah laut dapat menyebabkan tsunami hanya jika pusat gempa kurang dari 30 km di bawah permukaan laut.
Gempa minimal berkekuatan 6,5 skala richter dengan pola gempa sesar naik atau turun. Jika ciri-ciri ini muncul, maka perlu siaga dengan datangnya tsunami.
Baca juga: Mengenang Tsunami Aceh 17 Tahun Lalu dan Upaya Mitigasi Bencana Serupa
a. Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi baik di atas atau di bawah laut dapat menjadi penyebab tsunami.
Erupsi dari Gunung Anak Krakatau diduga menjadi penyebab tsunami yang mengakibatkan gelombang air laut naik.
Namun, gunung berapi yang dapat menyebabkan tsunami terjadi jika kekuatan getarannya cukup besar atau setara dengan gempa tektonik di bawah laut.
b. Longsor Bawah Laut
Di bawah laut, terdapat struktur yang mirip dengan daratan, seperti bukit, lembah, dan cekungan yang bisa longsor sewaktu-waktu.
Tsunami yang disebabkan oleh longsor di bawah laut dinamakan Tsunamic Submarine Landslide.
Longsor di bawah laut ini biasanya disebabkan oleh gempa bumi tektonik atau letusan gunung bawah laut.
Getaran kuat yang ditimbulkan oleh longsor dapat menyebabkan tsunami. Selain itu, tabrakan lempeng di bawah laut ini juga bisa menyebabkan tsunami.
Baca juga: Malam Ini, Puncak Hujan Meteor Leonis Minorid Desember
c. Hantaman Meteor
Penyebab yang jarang terjadi atau belum ada dokumentasinya adalah adanya tsunami disebabkan hantaman meteor, namun hal ini bisa terjadi.
Sebuah simulasi dari komputer canggih menampilkan apabila ada meteor besar dengan diameter lebih dari 1 km maka akan menimbulkan bencana alam yang dasyat.
Efeknya sama seperti saat bola atau benda berat menghantam air yang berada di sebuah kolam atau bak air.
Akibat Gempa Bumi
Getaran atau guncangan tanah (ground shaking)
Likuifaksi (liquifaction)
Longsor tanah
Tsunami
Bahaya sekunder (arus pendek, gas bocor yang menyebabkan kebakaran)
Faktor-faktor yang Mengakibatkan Kerusakan Akibat Gempa Bumi
Kekuatan gempa bumi
Kedalaman gempa bumi
Jarak hiposentrum gempa bumi
Lama getaran gempa bumi
Kondisi tanah setempat
Kondisi bangunan
Sumber: inatew2.bmkg.go.id, magma.esdm.go.id, geodesigeodinamik.ft.ugm.ac.id, dan
bpbd.jogjaprov.go.id.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.