AMBON,KOMPAS.com - Ratusan anak korban gempa di Pulau Damer, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku mulai menjalani pemulihan psikologi pascagempa magnitudo 5,6 yang mengguncang wilayah tersebut beberapa waktu lalu.
Pemulihan psikologi anak dalam bentuk trauma healing ini dilakukan oleh seorang pendeta Gereja Betel yang jugaa jemaat GPM Bebar Timur, Eklin Amtor de Fretes di salah satu lokasi pengungsian di wilayah tersebut.
Menurut Eklin, banyak anak di Pulau Damer yang mengalami trauma, ketakutan hingga ada yang sakit dan tidak mau pergi ke sekolah karena dihantui kecemasan usai gempa.
“Sebagai seorang pendeta saya punya kegelisahan dan keprihatinan untuk para penyintas yang trauma akibat gempa ini. Banyak anak yang sakit, panas, ketakutan, tidak mau jauh dari orangtua, tidak mau ke sekolah karena trauma,” ungkap Eklin kepada Kompas.com via WhatsApp, Kamis (23/12/2201).
Baca juga: Derita Pengungsi Gempa Maluku Tengah: Kami Tak Bisa Kembali karena Rumah Rusak Berat
Lantaran tak ingin melihat kondisi anak-anak di wilayah itu terus diliputi ketakutan, dia lantas berkoordinasi dengan Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku, Pdt. ET Maspaitela untuk melakukan trauma healing bagi anak-anak korban gempa.
“Saya didukung untuk mewakili Gereja Protestan Maluku menghelat psikososial,” katanya.
Adapun dalam kegiatan yang dilakukan itu, Eklin mengaku mendapat support dari berbagai pihak seperti teman-teman aktivis atau pelayanan anak di Jakarta dari TIM Ceria Indonesia dan teman-teman Muslim di Ambon dari Maluku Peduli.
“Teman-teman ini menyumbang makanan ringan untuk saya bagikan dari tenda ke tenda buat anak-anak,” ujarnya.
Baca juga: Trauma Gempa Susulan, Sejumlah Warga di Maluku Barat Daya Masih Mengungsi
Eklin menuturkan, kegiatan trauma healing untuk anak-anak itu tidak dilakukan sendiri namun dibantu oleh teman-temannya dari pengasuh Jemaat GPM Bebar Timur dan juga Majelis Jemaat GPM Bebar Timur.
“Saya memulai di Jemaat GPM Bebar Timur dan akan mengunjungi serta melakukan psikososial kedua di desa lainnya yang terdampak. Sebab hanya tiga desa yang terampak yaitu Bebar Timur, Bebar Barat dan Ilih. Sedangkan desa lainnya tidak terdampak dalam artian tidak mengalami kerusakan,” ungkapnya.
Dia mengatakan, kegiatan trauma healing yang dilakukan bagi anak-anak korban gempa di wilayah itu bertujuan untuk mengembalikan keceriaan mereka.
“Tujuan saya hanya sederhana yaitu lewat psikososial ini, anak-anak bisa gembira, ketakutan bisa berangsur hilang, harapan dan keceriaan anak-anak bisa tumbuh kembali,” ujarnya.
Dalam kegiatan trauma healing yang dilakukan, Eklin dan teman-temannya kerap menggunakan baju santa klaus hingga kostum badut dan ibu peri. Anak-anak juga diberikan kue sehingga mereka sangat merasa senang.
“Untuk psikososial tahap pertama, kami berusaha edukasi anak-anak bahwa perasaan cemas, takut, khawatir, itu perasaan yang wajar. Untuk setiap perasaan itu kami ajak anak-anak untuk tenang,” katanya.
Baca juga: Ratusan Guru Honorer SMA dan SMK di Maluku Utara Belum Terima Gaji Selama 8 Bulan
Dalam kegiatan itu pihaknya menggunakan beberapa metode seperti Living Values Education atau pendidikan menghidupkan nilai.