KOMPAS.com - Pengalaman Sudarto (57) saat pertama kali naik pesawat, berakhir dengan kejadian yang sepertinya tak akan ia lupakan.
Gara-gara ketidaksengajaannya, pesawat yang ia tumpangi batal terbang.
Saat itu, Kepala Desa (Kades) Nglebak di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, ini membuka pintu darurat pesawat Citilink rute Jakarta – Blora.
Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (20/12/2021) ketika pesawat hendak lepas landas.
Baca juga: Setelah Buka Pintu Darurat Pesawat Citilink, Kades di Blora Ini Pulang Naik Bus
"Baru pertama kali lucu. Ya Allah karena keterbatasan pengetahuan tentang dunia kemajuan, itu ketinggalan, maklum saya itu bisanya cuma macul (mencangkul), desa saya sangat pelosok," ujarnya, Selasa (21/12/2021).
Ia menceritakan, usai insiden itu, pihak keamanan bandara sempat menginterogasinya.
"Terus saya ditanya dan dibawa ke kantor, terus saya ditanya lagi, saya juga tanya, 'Sekiranya saya kena, sanksi apa?’ Sanksinya hanya tiketnya hangus. Terus saya disuruh untuk membuat surat pernyataan, dan saya tandatangani bahwa di situ saya enggak tahu sama sekali cara terbang," ucapnya.
Baca juga: Pembuka Pintu Darurat Citilink Rute Jakarta-Blora Ternyata Baru Pertama Kali Naik Pesawat
Pascakejadian tersebut, Sudarto juga sempat meminta maaf dan mengaku siap bertanggungjawab kepada penumpang lainnya.
Waktu itu, pesawat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, tujuan Bandara Ngloram, Blora, kebanyakan diisi oleh kades dari tiga kecamatan se-Kabupaten Blora.
Para kades tersebut baru saja selesai mengikuti bimbingan teknis (bimtek) di Jakarta selama beberapa hari.
Baca juga: Pintu Darurat Dibuka, Pesawat dari Jakarta Batal Terbang ke Bandara Ngloram Blora
"Saya langsung SMS teman-teman, mohon maaf karena tidak jadi terbang, andai kata saya ikhlas karena ini saya termasuk mengganggu tentang kenyamanan teman-teman kades. Nanti saya siap andai kata bapak-bapak merasa saya kecewakan, saya siap segala-galanya," tuturnya.
Dikatakan Sudarto, para penumpang memaklumi keadaannya. Mereka pun tak mempermasalahkan kejadian gagal terbang itu.
"Terus akhirnya muncul dari teman-teman semua, 'Enggak, Mbah, pokoknya yang penting semua ini selamat, kebersamaan ini enak dan maksudnya pahit getirnya ya sama-sama dirasakan'," ungkapnya.
Baca juga: Saya Kira seperti Bus, Maklum Orang Desa, Enggak Tahu Caranya Naik Pesawat Terbang