SAMBAS, KOMPAS.com – Sampah plastik yang berasal dari luar negeri berserakan di pantai kawasan konservasi penyu, Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar).
Keberadaan sampah-sampah ini dianggap mengancam konservasi penyu di kawasan tersebut.
Sekretaris Pokmaswas Kambau Borneo Zefriden mengatakan, dilihat dari tulisan dan mereknya, sampah yang sebagian besar berupa botol plastik tersebut berasal dari China, Jepang, Korea, Thailand, Malaysia dan Vietnam.
“Kawasan konservasi penyu di Pantai Paloh ini hampir dibanjir sampah plastik setiap tahun. Mulai dari sampah botol, sampah kapal ikan dan lain sebagainya yang berasal dari berbagai Negara,” kata Zefri melalui keterangan videonya, Jumat (17/12/2021).
Baca juga: Kami Membersihkan Sampah dan Batu, Ada Kain Warna Hitam Motif Batik, Saat Disingkirkan Ada Kaki Bayi
Menurut Zefri, masuknya sampah-sampah plastik tersebut seringkali saat memasuki ombak pasang besar dari Laut Natuna Utara atau dulunya bernama Laut China Selatan.
“Setiap memasuki akhir tahun, ombak besar menyebabkan berbagai sampah dari luar negeri terdampar di pantai ini,” ucap Zefri.
Zefri menerangkan, akibat sampah-sampah ini, penyu-penyu yang hendak naik ke pantai untuk bertelur jadi terganggu.
Baca juga: Sampah Kembali Menumpuk di TPA Jabon Sidoarjo, Ini Penjelasan Kadis LHK
Pemerintah diharap segera mencari solusi mengatasi sampah tersebut.
“Kami ingin ada solusi dari pemerintah untuk mengatasi sampah luar negeri di kawasan konservasi penyu, sehingga kawasan konservasi bisa bebas dari sampah,” ucap Zefri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.