Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ada Gempa Susulan, Ratusan Warga Sikka Pilih Tinggal di Tenda Darurat

Kompas.com - 16/12/2021, 15:19 WIB
Nansianus Taris,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Ratusan warga Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih mengungsi di wilayah perbukitan pasca-gempa magnitudo 7,4 yang mengguncang wilayah tersebut, Selasa (14/12/2021).

Mereka mengungsi di wilayah perbukitan yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari pemukiman.

Di perbukitan mereka membangun tenda darurat dari bambu dan beratapkan terpal.

Kades Nangahale, Sahanudin, mengungkapkan, ratusan warga yang mengungsi tersebut belum pulang ke rumah karena masih trauma dengan tragedi tsunami pada tahun 1992.

Baca juga: BPBD: Warga Maluku Barat Daya Selalu Rasakan Gempa tapi Tidak Tercatat di BMKG

Saat ini, ratusan warga tersebut mengungsi dan tetap bertahan di tenda darurat tepat di belakang SMK dan SMA Nangahale.

"Warga belum mau balik ke rumah karena masih ada gempa susulan. Mereka masih trauma karena tsunami puluhan tahun yang lalu," ungkap Sahanudin kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (16/12/2021).

Ia mengatakan, warga secara swadaya membangun tenda darurat sebagai tempat tinggal mereka sementara.

"Mereka semua menginap di tenda darurat yang dibuat sendiri," katanya.

Dirinya mengaku sudah menyampaikan situasi dan kondisi warga di pengungsian kepada pemerintah Kecamatan Talibura.

Baca juga: Intensitas Gempa Susulan Menurun, Warga Maumere yang Mengungsi Diimbau Kembali ke Rumahnya

Gempa magnitudo 7,4 sebelumnya mengguncang wilayah NTT pada Selasa lalu.

 

Pusat gempa itu berada pada jarak 112 kilometer arah barat laut Larantuka, Kabupaten Flores Timur dengan kedalaman 12 kilometer.

Gempa tersebut sempat memicu munculnya peringatan dini tsunami di beberapa daerah, yaitu Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku.

Ratusan warga memilih mengungsi di perbukitan, perahu, hingga halaman kantor bupati Sikka karena khawatir dengan gempa susulan dan trauma dengan tsunami yang pernah terjadi tahun 1992. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com