Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPBD: Warga Maluku Barat Daya Selalu Rasakan Gempa tapi Tidak Tercatat di BMKG

Kompas.com - 16/12/2021, 15:17 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Andi Hartik

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Gefisika Ambon mencatat ada tiga kali gempa susulan yang mengguncang Kabupaten Maluku Barat Daya pascagempa berkekuatan magnitudo 5,6 yang mengguncang wilayah tersebut, Kamis (16/12/2021).

Gempa susulan pertama terjadi sekitar pukul 13.43 WIT dengan kekuatan magnitudo 4,8. Gempa susulan kedua terjadi pada pukul 13.46 WIT dengan kekuatan magnitudo 3,6. Dan, gempa susulan ketiga terjadi pada pukul 14.07 WIT dengan kekuatan magnitudo 4,2.

Baca juga: Gempa M 5,6 Guncang Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Barat Daya, Josua Philipus mengatakan, sebenarnya sampai sejauh ini gempa susulan masih terus dirasakan oleh warga.

Namun, banyak kejadian gempa yang tidak tercatat oleh BMKG karena keterbatasan peralatan di wilayah tersebut.

“Berkaitan dengan gempa ini, BMKG sulit melakukan analisa terhadap pemodelan gempa karena mereka tidak bisa mencatat gempa susulan sebab BMKG tidak ada alat sensor. Di MBD (Maluku Barat Daya) tidak ada alat,” kata Josua kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis.

Menurutnya, setiap kali kejadian gempa, selalu saja ada gempa susulan yang menyertainya. Namun, gempa - gempa susulan yang terjadi itu tidak terekam.

“Jadi masyarakat selalu merasakan gempa susulan tapi itu tidak tercatat. Akibatnya kita mau mengedukasi masyarakat soal ini (jangan panik) agak sulit karena kekurangan tadi (alat). Jadi sering kali gempa susulan dirasakan masyarakat,” jelasnya.

Baca juga: 21 Rumah Warga Rusak akibat Gempa M 5,6 di Maluku Barat Daya

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Ambon, Herlambang Huda mengakui bahwa alat perekam gempa belum ada di wilayah Maluku Barat Daya. Pihaknya selalu menggunakan alat terdekat yang ada di Saumlaki.

“Alat kami yang paling dekat ada di Saumlaki,” katanya kepada Kompas.com.

Herlambang mengatakan, tahun ini pihaknya telah membangun satu shelter. Namun belum dipasangi alat sensor untuk mendeteksi setiap gempa yang terjadi.

“Alhamdulillah Pemkab sudah memberikan kami tempat untuk memasang shelter. Tahun ini sudah dibangun satu shelter yang sudah selesai. Nanti rencana kita akan segera pasang sensornya,” ungkapnya.

Sebelumnya, gempa tektonik berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, Kamis (16/12/2021) siang.

Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geologi Ambon menyebutkan, gempa yang terjadi pada pukul 13.26 WIT itu berada di lokasi 6.95 Lintang Selatan dan 128.64 Bujur Timur.

Adapun pusat gempa berjarak 134 km barat laut Tepa dan 154 km Tiakur Maluku Barat Daya dengan kedalaman 26 kilometer di bawah permukaan laut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com