SORONG, KOMPAS.com - Kapal motor (KM) Cantika Lestari 88 dilaporkan terbakar tak jauh dari dermaga Pelabuhan Rakyat Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (14/12/2021) sekitar pukul 03.20 WIT.
Sumber api diduga berasal dari gudang dek 3 di sebelah kanan.
Kepala Seksi Sertifikasi Kapal KSOP Sorong, Ronald, mengatakan, seorang anak buah kapal (ABK) yang pertama kali menemukan sumber api itu kemudian berteriak ada api dan menyemprotkan alat kebakaran ke sumber api.
Baca juga: Hujan Disertai Angin Kencang Terjang Sorong, Sejumlah Pohon Tumbang Timpa 3 Mobil dan 1 Motor
"Tetapi api semakin besar dan asap hitam semakin tebal. Saat itu salah satu ABK berusaha memadamkan aliran listrik di dek 2 mencegah korsleting," kata Ronald kepada wartawan, Selasa.
Pihak Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sorong telah memeriksa terkait peristiwa kebakaran terhadap salah seorang ABK.
Dari hasil pemeriksaan, kata Ronald, diketahui bahwa kebakaran terjadi sangat cepat dan menjalar ke dek 2 meski sudah dilakukan upaya pemadaman.
"Sekitar pukul 04.00 WIT mesin kapal black out total dan pihak kapal menghubungi kepala cabang. Setelah itu mualim 1 (kepala kapal) memerintahkan ABK untuk melompat ke laut," terangnya.
Baca juga: Oknum Polisi Bakar Istri hingga Tewas di Sorong Divonis 14 Tahun Penjara
Ronald menuturkan, dugaan sementara kebakaran terjadi akibat korsleting listrik arus pendek.
Namun pihak KSOP menyatakan pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan menginvestigasi langsung untuk memastikan penyebab kebakaran.
Sementara itu, Direktur Utama PT Belibis Papua Mandiri, Misbah Udin mengatakan, kapal Cantika Lestari 88 sudah beroperasi kurang lebih enam tahun.
Kapal tersebut telah berlayar di Ambon selama satu tahun dan di Jayapura selama lima tahun.
Khusus di Papua Barat, kapal tersebut pernah melayani rute Sorong-Waisai-Gag dengan daya tampung 500 penumpang.
Baca juga: Modus Pasang CCTV di Kamar Mandi, Oknum Ustaz Cabul di Mimika Papua Ditangkap
Akibat kebaran itu menyebabkan kerusakan di kamar komando, kemudian di dek 2 bawah, dan sebagian dek 1.
Sementara di kamar mesin tidak terjadi kebakaran.
"Kerusakannya 30 sampai 45 persen itu dari segi fisik bodi kapal, sementara kerugian yang dialami oleh perusahaan Rp 5 miliar untuk perbaikannya," ucapnya.
Beruntung kapal tersebut sedang tak membawa penumpang dan tengah menunggu docking.