PEKANBARU, KOMPAS.com - Kendati kasus Covid-19 disebut melandai, penyebaran virus corona masih terjadi hingga saat ini. Munculnya varian baru Omicron pun membuat kekhawatiran adanya lonjakan kasus lagi, termasuk di Riau.
Data kasus Covid-19 di Riau menunjukkan sekitar 80 persen pasien terinfeksi virus corona berusia di bawah 40 tahun.
Namun di sisi lain, dari sekitar 4.000 kasus kematian akibat Covid-19, kurang lebih 80 persen berusia di atas 60 tahun.
Menurut Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Riau dr Indra Yovi, artinya yang menularkan Covid-19 usia di bawah 40 tahun termasuk anak-anak di bawah 18 tahun.
"Anak-anak (di bawah 18 tahun) bisa jadi sumber penularan utama, karena mereka produktif, mereka mobilisasinya juga banyak dibandingkan orang tua," kata Yovi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (14/12/2021).
Baca juga: Riau Tidak Berlakukan Penyekatan Jalan Selama Libur Nataru
Ia menjelaskan, tanpa disadari orang di bawah usia 40 tahun atau siswa sekolah yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) dapat membawa virus dari luar rumah, termasuk virus corona penyebab Covid-19.
Ketika orang yang tidak sadar sudah membawa virus corona, dia berpeluang menularkan virus tersebut ke anggota keluarga di rumah termasuk orang tua.
"Untuk itu, perlunya melakukan percepatan vaksinasi bagi anak," ujar Yovi.
Yovi menyebutkan, tujuan vaksin ini bukan hanya untuk melindungi diri sendiri. Namun, juga untuk melindungi keluarga, komunitas sekitar, bahkan orang tua di rumah.
"Vaksin ini tujuannya bukan untuk diri pribadi bagi yang divaksin, tapi juga orang lain bahkan negara. Karena jika banyak yang tidak divaksin kemudian terjadi lonjakan kasus lagi kita melakukan PPKM akan berdampak pada ekonomi kita," tutur Yovi.
Jika terjadi lonjakan kasus lagi, itu tidak hanya berdampak pada perekonomian tapi juga mungkin anak-anak sekolah harus kembali belajar di rumah.
Baca juga: Update Covid-19 di Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi, dan Bengkulu 13 Desember 2021
"Hal ini yang harus kita jaga agar hal itu tidak terjadi lagi. Alhamdulillah sekarang sudah nyaman anak-anak sekolah sudah belajar tatap muka walaupun masih terbatas, mereka ceria sudah bisa masuk sekolah, ekonomi jalan," kata Yovi.
Untuk itu, ia berharap dari tiga dinas seperti Diskominfotik Riau, Dinas Kesehatan Riau, Dinas Pendidikan Riau perlu melakukan koordinasi bersama terkait upaya percepatan vaksinasi di lingkungan sekolah, terutama untuk melawan hoaks yang berkaitan dengan vaksinasi sehingga anak-anak pelajar ataupun orang tua pelajar lebih memahami tujuan vaksinasi tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.