Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan Seksual "Online" Meningkat, Korbannya Enggan Ambil Langkah Hukum karena Takut Jika Terungkap, Dihakimi Masyarakat

Kompas.com - 11/12/2021, 09:49 WIB
Riska Farasonalia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Korban kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO) semakin bertambah di Jawa Tengah.

Data setahun terakhir, dari 19 kasus kekerasan terhadap perempuan yang ditangani LBH Kota Semarang, ada 10 di antaranya merupakan kasus KBGO.

Sebagian besar aduan tersebut merupakan kasus kekerasan seksual yang berasal dari berbagai wilayah di Jateng.

Baca juga: Bupati Wonogiri Minta Pelaku dan Korban Kekerasan Seksual Tak Dinikahkan, Ini Alasannya

Di antaranya Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Jepara, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Demak.

Direktur LBH Semarang Eti Oktaviani mengatakan kasus KBGO yang dialami korban sebagian besar merupakan Non Consensual Intimate Image (NCII).

Baca juga: Kasus Kekerasan Seksual di Surabaya Meningkat Selama Pandemi, Rata-rata Menimpa Anak di Bawah Umur

Yakni penyebaran konten pribadi di dunia maya tanpa konsen disertai dengan pemaksaan atau ancaman terhadap seseorang yang umumnya dialami perempuan.

"Ini biasanya dilakukan teman dekat korban atau mantan pacar, diminta video call engga pakai baju. Biasanya korban sudah minta jangan direkam, tapi oleh pelaku tetap direkam. Dan rekaman itu biasanya dipakai untuk balas dendam karena engga terima diputusin atau karena korban tidak mau lagi video call seperti sebelumnya," jelas Eti kepada Kompas.com, Jumat (10/12/2021).

Baca juga: 5 Remaja Diduga Jadi Korban Kekerasan Seksual oleh Mantan Anggota LAMRI, Bermodus Diskusi hingga Teman Curhat

Selain video call, bentuknya juga bisa berupa rekaman suara, foto atau video yang dibuat oleh pasangan yang biasanya memiliki hubungan intim dengan pengetahuan atau persetujuan orang tersebut atau dapat dibuat tanpa sepengetahuannya.

Pengetahuan atau persetujuan pasangan, lanjut Eti biasanya dibarengi dengan bujuk rayu, paksaan yang terus-menerus, hingga ancaman agar pasangan mau membuat atau mengirimkan konten asusila tersebut.

Baca juga: Kita Tengah Mengalami Darurat Kekerasan Seksual...

"Hal tersebut terjadi karena adanya relasi yang timpang dalam sebuah hubungan, perempuan masih dan sering dijadikan objek. Biasanya, pihak perempuan dijanjikan banyak hal, diimingi-imingi sesuatu, serta ungkapan persuasif namun memaksa perempuan untuk mengikuti apa kata pasangan mereka," ungkap Eti.

Baca juga: Kawal Sidang Kasus Kekerasan Seksual yang Dilakukan Dosen, Sejumlah Warga Demo di PN Jember

 

Pelaku juga bisa teman online, kenalan via medsos

Eti mengungkapkan ada juga pelakunya merupakan teman yang baru saja kenalan lewat media sosial.

"Teman online ini, kenalan via media sosial dan belum pernah ketemu, melakukan video call, kemudian pelaku diam-diam merekam vidcall tersebut tanpa konsen dari korban. Dan melakukan pengancaman akan menyebarkan konten itu ke publik," ujarnya.

Eti pun bercerita kasus yang dialami seorang mahasiswa dari salah satu kampus di Jateng yang terkena doxing pada awal tahun 2021 lalu.

Korban dipaksa memotret tubuh dalam pose telanjang dengan modus endorse produk pakaian di salah satu akun instagram.

Lantaran korban menolak permintaan tersebut, pelaku justru menyebar foto korban disertai caption yang menerangkan bahwa korban adalah penipu.

"Korban di-doxing pelaku di media sosial dengan menyebut korban penipu karena sudah dibayar endorse tapi tak menepati janjinya," jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com