Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Nataru, Harga Cabai Rawit di Nunukan Naik 100 Persen

Kompas.com - 08/12/2021, 17:58 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Harga cabai rawit di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara melonjak naik 100 persen dalam sepekan terakhir.

Semua pedagang cabai rawit di pasar-pasar tradisional di perbatasan RI–Malaysia ini menjual dengan harga Rp 80.000 per kg, dari harga normal Rp 40.000 per kg.

Kondisi ini ditegaskan oleh Direktur Toko Yunita, Erwin Wahab, yang merupakan salah satu agen pemasok sayur terbesar di Nunukan.

Baca juga: Harga Cabai di Ambon Melonjak hingga Rp 150.000 Per Kg

‘’Ada dua hal yang membuat cabai melonjak naik. Pertama karena panen cabe lokal tidak cukup, dan kedua, sudah menjadi tradisi tahunan jelang Natal dan Tahun Baru,’’ ujar dia, Rabu (8/12/2021).

Petani cabai rawit di Nunukan dikatakan Erwin belum mampu memenuhi kebutuhan pasar.

Mereka hanya mampu memanen sekitar 500 kg per bulannya, sementara yang dibutuhkan masyarakat sekitar 5 ton.

Dengan kondisi tersebut, Kabupaten Nunukan dipaksa menjadi konsumtif dan mengandalkan pasokan cabai dari Sulawesi.

Erwin menjelaskan, mereka memasok cabai dari Sulawesi Barat, dari sana akan dikirim ke Parepare (Sulawesi Selatan), dan baru dibawa ke Nunukan menggunakan kapal laut.

‘’Bayangkan kalau keberangkatan kapal terkendala cuaca, kita tentu akan mengalami kekurangan pasokan dan membuat harga melejit tidak terkontrol,’’ kata dia lagi.

Baca juga: Harga Cabai Rawit dan Minyak Goreng Tinggi, PD Pasar Kota Tangerang Ungkap Penyebabnya

Beruntungnya, kualitas cabai rawit dari Sulawesi Selatan cukup bagus dan tahan lama jika dibandingkan dengan cabai lokal.

‘’Hasil cabai Nunukan masih bisa bersaing di tingkat lokal, tapi kita harus akui untuk masalah tahan lama, cabe lokal masih belum bisa mengalahkan cabai Sulawesi. Ini yang harus jadi perhatian pemerintah juga,’’Kata Erwin.

Alasan lain di balik kenaikan cabai rawit, adalah karena pedagang di Sulawesi memiliki pangsa pasar baru yang lebih menjanjikan di wilayah Indonesia Timur.

Tak ayal, pasokan untuk Nunukan berkurang. Erwin mengakui, harga di Indonesia Timur lebih menguntungkan pedagang dan daya beli mereka jauh lebih tinggi dibanding Nunukan.

‘’Memang kalau ke bagian Timur mana bisa dilawan. Cakupan pasarnya lebih luas dan yang jelas pedagang lebih untung. Tapi kita di Nunukan yang rugi karena pasokan banyak lari ke sana,’’ paparnya.

Sejumlah pedagang cabai di pasar sentral Inhutani Nunukan juga membenarkan kenaikan harga yang cukup drastis.

Baca juga: Harga Cabai Rawit dan Minyak Goreng Tak Kunjung Turun di Pasar Anyar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Regional
Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com