LUMAJANG, KOMPAS.com - Warga di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengaku tidak mendapatkan peringatan dini saat erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021).
Namun, warga sudah memperkirakan Gunung Semeru akan memuntahkan awan panas. Perkiraan warga itu didasarkan pada tanda-tanda alam.
Salah satu warga Desa Supit Urang, Marsid (50), mengatakan, empat hari sebelum erupsi biasanya muncul goresan putih.
"Jadi gunung itu tergores lava putih. Nunggu berapa hari lagi pasti terjadi lahar," kata Marsid saat ditemui di Desa Supit Urang, Senin (6/12/2021).
Marsid menambahkan, tanda alam lainnya yang menjadi patokan warga adalah aliran air. Biasanya, sesaat awan panas turun dari kawah Gunung Semeru, seluruh aliran air di desa itu kotor.
Baca juga: Gunung Semeru Muntahkan Awan Panas, Warga Desa Supit Urang Panik Kembali ke Pengungsian
"Semua air di daerah sini ini kotor semua. Setelah ada air kotor pasti turun lahar gitu. Dan hujan terus menerus. Warga sini sudah tahu (pertandanya)," katanya.
Menurut Marsid, aliran air itu menjadi kotor karena di daerah hulu sudah tercemar abu letusan Gunung Semeru.
"Dari debu, jadi ke aliran air bisa kotor," katanya.
Saat erupsi pada Sabtu, awan panas yang keluar dari Semeru meluncur dengan cepat. Dalam kurun waktu dua jam, awan panas itu sudah menerjang permukiman warga di Dusun Sumbersari, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo.
"Dua jam sudah lewat (awan panasnya), kejadiannya sudah seperti ini," jelasnya.