MALANG, KOMPAS.com - Warga di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tidak menduga dampak awan panas guguran Gunung Semeru bakal meluas.
Warga baru menyadari ancaman bahaya setelah awan panas itu mendekati perkampungan mereka.
"Saya ada di luar rumah, tiba-tiba ada lava gruduk-gruduk gitu langsung besar. Tahu (awan panas) langsung lari," kata Lasiman (60), salah satu warga Desa Supit Urang saat ditemui di rumahnya yang sudah rusak akibat aliran awan panas, Minggu (5/12/2021).
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Wabup Lumajang: Hampir Semua Rumah Hancur
Hal yang sama disampaikan oleh Mustaqim (35).
Dia melarikan diri ketika menyadari bahwa awan panas guguran yang dimuntahkan kawah Gunung Semeru juga mengarah ke perkampungannya.
"Kalau tidak lari, bisa mati. Makanya lari, yang penting orangnya selamat," kata Mustaqim.
Umi Kulsum (48), warga Desa Supit Urang lainnya mengatakan, awalnya sekitar pukul 15.00 WIB, warga masih dalam kondisi normal, tidak ada kepanikan.
Warga langsung berhamburan masuk ke rumah ketika abu yang berasal dari muntahan Gunung Semeru membubung dari atas.
"Awalnya biasa, tidak ada yang panik. Akhirnya datang abu. Orang-orang langsung lari masuk ke rumah. Kondisinya gelap akibat datang abu," kata Umi.
Baca juga: Khofifah Sebut Mitigasi dan Sistem Peringatan Dini Gunung Semeru Berjalan, Ini Penjelasannya
Pada saat itu juga turun hujan.
Air hujan itu lantas bercampur dengan debu. Lampu juga padam.
Warga sempat merasakan sesak napas saat berada di dalam rumah.
"Sesak napas, soalnya debunya masuk rumah," kata Umi.