CIANJUR, KOMPAS.com - S (21), istri yang disiram air keras suaminya hingga tewas diduga menikah karena terpaksa.
Korban bahkan sempat menolak pinangan pelaku hingga tiga kali.
Namun, karena pertimbangan keluarga, ditambah pelaku yang terus-terusan melamarnya membuat korban akhirnya mau dinikahi.
"Kelihatannya seperti terpaksa. Jadi, menikahnya itu lebih karena melihat keluarga," kata paman korban Rizwan Maulana (28) saat dihubungi Kompas.com, Rabu lalu.
Baca juga: Keluarga Korban Pengantin Baru Disiram Air Keras Suami Bantah Tudingan Kawin Kontrak Bupati Cianjur
Rizwan menceritakan, pertemuan keduanya bermula saat pelaku bertandang ke rumah korban.
Pelaku sendiri, merupakan teman dari mitra kerja ibu korban.
"Orangnya jarang berkomunikasi dengan keluarga karena mengaku tidak bisa bahasa Indonesia, padahal pengakuannya sudah enam tahun tinggal di Indonesia. Jadi, selama ini komunikasinya pakai bahasa Arab dan Inggris," kata Rizwan.
Baca juga: Termasuk Penyiraman Air Keras, Angka Kekerasan terhadap Perempuan di Cianjur Meningkat
Pelaku atau suami keponakannya itu juga tidak berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Selain itu, pelaku juga sangat posesif terhadap korban yang melarangnya ke luar rumah atau sekadar belanja ke warung.
Menurut Rizwan, sosok pelaku terkesan misterius.
"Pengakuannya 29 tahun, belakangan diketahui kelahiran tahun 1973," kata Rizwan.