KUPANG, KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan cuaca ekstrem dan La Nina yang melanda sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hal itu disampaikan Dwikorita saat bertemu dengan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat di Kupang, Jumat (19/11/2021).
“Kunjungan kami ini adalah dalam rangka kerja sama untuk mitigasi potensi bencana hidrometeorologis, yang dapat diakibatkan oleh La Nina atau cuaca ekstrem," ujar Dwikorita, dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com dari Biro Administrasi dan Pimpinan Setda NTT, Jumat malam.
"Alhamdulillah bapak gubernur dan bapak wakil gubernur serta jajarannya, sudah sangat siap untuk menindaklanjuti dan berkoordinasi, seperti yang tadi kami sudah bahas beberapa hal, untuk kesiapsiagaan tersebut," sambung dia.
Dwikorita memerinci beberapa wilayah di NTT yang berpotensi terjadinya cuaca ekstrem, yakni Kota Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Ngada, Ende, Manggarai, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Belu.
Dwikorita juga menyampaikan beberapa rekomendasi yang harus dilakukan pemerintah dan masyarakat NTT menghadapi cuaca ekstrem.
Baca juga: Kronologi Istri di Kupang Dianiaya Suami, Pelaku Paksa Korban Berhubungan Intim
Penambahan curah hujan akibat La Nina yang bisa sampai 100 persen lebih itu justru dapat menjadi berkah.
"Nah meskipun ada potensi bencana, pada daerah-daerah yang rawan longsor dan berpotensi banjir bandang, tetap harus ada kesiapsiagaan, sehingga bencana yang dikhawatirkan tidak terjadi," kata Dwikorita.
"Tapi sebaliknya curah hujan dengan intensitas tinggi tersebut dapat dimanfaatkan kelebihan airnya untuk tabungan saat terjadi kekeringan. Karena memang NTT disadari bahwa musim keringnya sangat lama dibandingkan dengan musim penghujannya yang relatif sangat pendek," kata dia.
Ia berharap, pemerintah daerah dan semua pihak sudah melakukan manajemen tata kelola bencana yang tepat.
“Tentunya masyarakat juga harus berpartisipasi aktif untuk menyiapkan tandon-tandon penampung air, agar air yang ditampung nanti tidak segera lari ke laut atau memberi dampak banjir tanpa terkendali. Masyarakat harus selalu sigap dan selalu berkoordinasi dengan aparat setempat," kata Dwikorita.