PONTIANAK, KOMPAS.com – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji mengatakan, pascabanjir harus segera membuat database berbasis nama dan alamat atau by name by address.
Database tersebut bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan penanganan bencana.
“Saya nanti akan membuat database korban banjir. Penduduk kita banyak tinggal di bantaran sungai, (jika ada database) kalau sungai meluap satu meter, masyarakat yang terdampak sudah ada datanya,” kata Sutarmidji kepada wartawan, Kamis (18/11/2021).
Baca juga: Pengungsi Banjir Sintang Kalbar Mulai Terserang Demam Berdarah
Sutarmidji menjelaskan, jika sudah ada database banjir berdasarkan nama dan alamat, maka pemberian bantuan bisa segera dilakukan.
“Ke depan manajemennya sudah harus seperti itu. saya minta data yang terdampak ini harus valid. Jangan satu dengan yang lain tidak nyambung. Data harus sinkron,” ujar Sutarmidji.
Sekadar diketahui, data korban banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) tidak valid dan sikron.
Hal tersebut, lantaran terkendala jalur transportasi putus dan banyak blank spot.
“Praktis hanya transportasi sungai saja yang lancar, tentu menyulitkan, sedangkan sebaran wilayah sangat luas. Bayangkan, luas Kalbar itu 1,13 kali luas Pulau Jawa, ditambah kondisi infrastruktur yang tidak memadai,” kata Sutarmidji.
Baca juga: Sudah Lebih dari 3 Pekan Banjir Rendam 10.520 Rumah di Sanggau Kalbar
Menurut Sutarmidji, pengumpulan data tidak bisa dilakukan dengan cepat. Padahal, data yang valid dan sikron dibutuhkan untuk penanganan bencana.
“Mungkin kita punya data, tapi siapa yang terdampak belum tentu kita bisa hitung dengan cepat. Ini jadi kendala juga, tapi hitungannya harus rasional, kalau pun tak bisa tepat, tapi rasional. Itu yang saya minta ke daerah,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.