YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Peralihan zaman dari analog ke digital membuat perubahan di berbagai sektor.
Sebagai contoh dari awalnya mesin ketik manual beralih ke personal komputer, laptop bahkan melalui gawai.
Lebih praktis hal itulah yang menjadi alasan masyarakat beralih dari analog ke digital.
Baca juga: Keseruan Marsha Aruan Berkunjung ke Kafe El Rumi, Terkejut Lihat Gamelan dan Mesin Tik Antik
Misalnya saja saat mengetik naskah atau makalah dengan mesin ketik harus dilakukan secara manual satu persatu dari mulai memasukan kertas, mengatur jarak antar tepi, bahkan menghapus tulisan harus menggunakan cairan penghapus.
Tetapi dengan perangkat personal komputer, laptop atau gawai hanya dengan cara satu kali memencet tombol semuanya dilakukan oleh mesin.
Kepraktisan yang ditawarkan oleh perangkat digital ini tak membuat rasa cinta Danang (55) asal Kota Yogyakarta ini luntur terhadap mesin ketik.
Pasalnya, hingga perubahan zaman ini Danang tetap melanjutkan usaha sang ayah yakni menjadi tukang servis mesin ketik.
"Karena kecintaan saya pada mesin ketik ini," kata Danang di sela-sela kegiatannya, di Kota Yogykarta, Kamis (18/11/2021).
Baca juga: LBH Yogyakarta: 6 Kampus di Kota Pelajar Belum Selesaikan Perkara Kekerasan Seksual
Dengan alat sederhana seperti obeng ia membuka body mesin ketik, setelah itu dia mulai memutar knob untuk memasukkan kertas beberapa kali dia mulai mengatur baut-baut yang ada di dalam body mesin ketik.
Tak selang lama Danang memeriksa tombol-tombol alfabet yang ada di mesin ketik untuk memastikannya dapat berjalan dengan baik.
Ketrampilan untuk servis mesin ketik ini ia terima dari sang ayah yang sudah menjadi tukang mesin ketik dari 1985 dan diteruskan hingga sekarang ini.
"Sudah lama (jadi tukang servis mesin ketik) diawali dari bapak tahun 85, sampai sekarang," kata dia.