PADANG, KOMPAS.com - Memperingati Hari Pahlawan, Sako Academy dan Langgam.id menggelar Pameran 100 Tahun Usmar Ismail di Kota Padang, Sumatera Barat, yang dimulai pada Rabu (10/11/2021) hingga Jumat (10/12/2021).
Baca juga: Mengenal Usmar Ismail, Tokoh yang Mendapat Gelar Pahlawan Nasional
Pameran ini juga diadakan dalam rangka penganugerahan Usmar Ismail, Bapak Perfilman Nasional kelahiran Bukittinggi, Sumbar, 20 Maret 1921, sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah.
Baca juga: Profil 4 Pahlawan Nasional Baru, Usmar Ismail hingga Raden Aria Wangsakara
Direktur Saco Academy Arief Malinmudo mengatakan, pameran ini bertujuan untuk mengenalkan Usmar Ismail kepada generasi sekarang.
"Karena namanya tidak terlalu familiar oleh generasi sekarang. Usmar saat ini telah menjadi Bapak Perfilman Nasional," ucap Arief, Rabu.
Pameran ini muncul atas inisiatif Arief bersama sineas muda Riri Riza dan arsiparis Lisabana Rahman.
"Idenya sudah ada sejak tahun 2020 lalu, tapi baru terlaksana tahun ini," ucap Arief.
Sebelumnya, pada 20 Maret 2020, tepat 100 tahun peringatan hari lahir Usmar Ismail, juga diadakan kegiatan serupa di Bukittinggi.
Namun, pada kesempatan kali ini, selain mengadakan kegiatan serupa, juga ditambah beberapa kegiatan lainnya.
"Pamerannya tetap sama yaitu mengenalkan Usmar Ismail sebagai sastrawan, sebagai film maker dan menggambarkan kehidupan Usmar itu sendiri," ucap Arief.
Usmar Ismail di mata sineas Minangkabau
Arief yang merupakan sutradara film Liam dan Laila melihat Usmar sebagai orang yang sangat mencintai tanah kelahirannya Minangkabau.
Dia menyebut Usmar merupakan orang yang teguh berpijak pada falsafah Minang "anak dipangku, kemanakan dibimbiang".
Usmar pernah memberikan tantangan kepada kemenakannya yang baru tamat sekolah setingkat sekolah menengah atas untuk menulis skenario film, yang kemudian dikenal sebagai salah satu karya film berjudul Harimau Tjampa.
"Saat putra-putrinya, Nureddin Ismail dan Heidy Ismail, berkunjung ke Bukittinggi pada Maret lalu, saya ajak mereka ke salah satu bioskop di Bukittinggi, tempat Usmar mengajak kemenakannya Alwi Dahlan menonton beberapa film selama Usmar pulang kampung sekitar tahun 1951. Kisah ini saya dengar langsung dari Alwi Dahlan yang menjadi penulis skenario Harimau Tjampa," ucap Arief.
Usmar telah mencatatkan kiprah besar untuk bangsa ini. Film pertama yang disutradarainya berjudul Darah dan Doa yang diproduksi pada 1950 merupakan film nasional pertama.