Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Raya Galungan, Ini Rangkaian Perayaan dan Maknanya

Kompas.com - 10/11/2021, 11:06 WIB
Ach Fawaidi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com - Seluruh Umat Hindu di Indonesia khususnya di Bali merayakan hari suci Galungan pada Rabu (10/11/2021).

Perayaan yang identik dengan penjor yang dipasang di tepi jalan tersebut dirayakan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan Bali atau 210 hari.

Ketua PHDI Bali, Prof Dr Drs I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan, perayaan Hari Raya Galungan dilakukan tepat pada hari Budha Kliwon Dungulan atau Rabu Kliwon wuku Dungulan dalam kalender Bali.

"Jadi Hari Raya Galungan, umat Hindu memperingati terciptanya alam semesta jagad raya beserta seluruh isinya, serta merayakan kemenangan kebaikan atau yang disebut dharma melawan kejahatan yang disebut adharma," kata Sudiana, saat dihubungi, Rabu (10/11/2021).

Sudiana mengatakan, Hari Raya Galungan juga disebut sebagai momen menyatukan kekuatan rohani agar mendapat pikiran dan pendirian yang terang.

Baca juga: Afandy, Warga Negara Inggris Ingin Jadi WNI, Sejak Lahir hingga Dewasa Tinggal di Bali

Bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri. Sementara, segala kekacauan pikiran yang menghampiri umat adalah adalah wujud adharma.

"Galungan menjadi perlambang dan momentum bahwa manusia bisa memusatkan pikiran serta mengevaluasi diri melawan musuh-musuhnya, baik musuh dalam diri dan di luar diri," kata dia.

Sebelum Hari Raya Galungan dilakukan, umat Hindu akan melaksanakan sejumlah kegiatan dalam rangka rangkaian Hari Raya Galungan. Rakaian kegiatan itu di antaranya:

Tumpek Wariga

Sudiana mengatakan, Tumpek Wariga atau Saniscara Kliwon wuku Wariga jatuh 25 hari sebelum Galungan.

Tumpek Wariga yang biasa disebut juga Tumpek Pengarah itu umat memuja Sang Hyang Sangkara sebagai Dewa Kemakmuran dan keselamatan tumbuh-tumbuhan.

Umat Hindu merayakan Tumpek Wariga dengan menghaturkan banten atau sesaji yang berupa Bubuh atau bubur Sumsum yang berwarna.

Pada hari Tumpek Wariga tersebut semua pepohonan akan disirati atau disirami tirta wangsuhpada atau air suci yang dimohonkan di sebuah Pura dan diberi banten berupa bubuh disertai canang pesucian, sesayut tanem tuwuh dan diisi sasat.

"Setelah selesai kemudian pemilik pohon akan menggetok atau mengelus batang pohon sambil berucap sendiri atau bermonolog," kata Sudiana.

Baca juga: Jelang Hari Raya Galungan, Desa Adat Diminta Kawal Ketat Penerapan Prokes

Dialog di atas bermakna harapan si pemilik pohon agar nantinya pohon yang diupacarai dapat segera berbuah atau menghasilkan, sehingga dapat digunakan untuk upacara hari raya Galungan.

"Peringatan tersebut merupakan wujud cinta kasih manusia terhadap tumbuh-tumbuhan," tutur dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com